Sunday, October 23, 2011

Bayu & Tania -part 2

28 Mei 2011
Hari ini hari sabtu, hari dimana biasanya Tania selalu bangun siang dan bermalas-malasan karena keletihan sehabis bekerja full-time dari  Senin sampai Jumat, sewaktu Justin masih tinggal di Jakarta, setiap Sabtu sore mereka berdua selalu pergi keluar bersama sekedar makan malam bersama atau menonton film di bioskop atau pergi ke tempat bermain bowling, begitulah mereka biasa menghabiskan waktu bersama berdua atau dengan beberapa teman dekat mereka.
Nanti malam sekitar jam 11 Bagas akan menjemput Tania untuk nonton bareng final liga champions di sebuah cafe di kawasan Kemang, kebetulan rumah mereka berdekatan.
Justin Reeves
Good morning baby..  :*
How r u there?
Tania Irawan
Good morning baby! Youre still awake?
It’s 3am there rite?
I’m very fine baby :*
Justin Reeves
I only can sleep if i already hear my darl’s voice
I sent you vn
Ya begitulah Tania dan Justin, setiap pagi mereka selalu chatting ria untuk saling men-support agar hari yang mereka jalani berjalan dengan lancar, bukankah itu suatu kebiasaan yang sangat wajar diantara dua orang yang sedang berpacaran.
Tania lupa kalau hari ini ulang tahunnya Bayu, sedangkan Bayu menunggu apakah Tania akan mengucapkan selamat ulang tahun atau tidak, kalau ya, apakah Tania akan menelepon atau mengiriminya voice note atau hanya mengirimnya ucapan “happy birthday” lewat BBM. Bayu tidak tahu kalau Tania sedang berpacaran dengan Justin, yang Bayu tahu Tania tidak dekat dengan lelaki manapun.
Sampai tanggal 28 Mei 2011 berakhir pun Tania belum juga mengucapkan “happy birthday” kepada Bayu, Bayu masih menunggu sampai di hari minggu paginya Bayu memberanikan diri untuk menelepon Tania.
Smartphone Tania berdering
Tania tak bergeming, ia masih terlelap dalam tidurnya, jam menunjukkan pukul 9 lewat 17 menit.
You have 3 miscalls.
Tania kaget melihat panggilan tak terjawab dari Bayu sebanyak tiga kali, Tania menelepon balik Bayu.
“halo Bay.. ada apa? Aku baru bangun nih..” Tania melihat jam dinding dikamarnya sudah pukul 11 lewat 35 menit.
“semalem nonbar ya?” tanya Bayu.
“iya Bay aku baru pulang jam 5 nih makanya masih ngantuk banget, ada apa sih?” ujar Tania heran.
“kemarin aku ulang tahun ke 24 dan kamu lupa” ujar Bayu
“ah.. uhm.. maaf Bay aku bener-bener lupa karena aku udah lama ngga ngucapin, happy birthday ya Bay, may Allah always bless you..”
“thanks Tan, kamu mau ngga nanti sore kita makan bareng?” Bayu ingin sekali bertemu dengan Tania, Bayu rindu sekali dengan Tania, sudah sebulan ini mereka tidak bertemu, BBM pun hanya singkat, bukannya Tania ingin mengacuhkan dan tidak menghargai, Tania hanya ingin membagi rasa cinta dihatinya hanya untuk Justin bukan untuk lelaki brengsek yang pernah menyakitinya dulu.
“lihat nanti sore ya Bay kalau aku mood aku BBM kamu, eh aku tidur dulu yaa..” Tania mengakhiri pembicaraan siang itu.
Tania termenung lagi mengingat kejadian 5 tahun lalu, disaat ulang tahun Bayu yang ke 19.
28 Mei 2006
Malam itu sengaja Tania bergadang, menunggu tepat jam 12 malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bayu, lelaki yang masih disayanginnya saat itu, ketika jam menunjukkan jam 12 malam Tania mencoba menelepon Bayu, panggilan pertama tidak dijawab. Tania menelepon lagi dan masih tidak dijawab juga, Tania mencoba sampai lima kali tapi tidak dijawab juga oleh Bayu. Tania sedih karena tidak menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon.
Pagi harinya Tania mencoba lagi, lima kali Tania mencoba menelepon Bayu masih tidak dijawab juga. Tania putus asa. Tania bingung apa yang terjadi dengan Bayu, padahal dua minggu lalu mereka sudah berbaikan dan semenjak Bayu putus dengan Lulu, Bayu mendekati Tania lagi.
Siang harinya Tania mengirim pesan singkat kepada Bayu, mengucapkan selamat ulang tahun.
To : Bayu J
Selamat ulang tahun Bayu, semoga panjang umur, sehat selalu, sukses kuliahnya nanti, semakin menjadi orang yang lebih baik dan semoga selalu dalam lindungan Allah.
Aku telepon kamu dari semalam kok ngga diangkat sih..
Tidak lama kemudian Bayu membalas
From : Bayu J
Terima kasih jelek buat ucapan dan doanya, iya aku semalem abis dikerjain sama bocah2 nih jadi ngga bisa terima telepon.
Tania tidak sanggup untuk membalas pesan dari Bayu, terlalu menyakitkan kalau mengingat kejadian bulan lalu. Semuanya telah dipersiapkan oleh Tania, tapi apa? Takdir berkata lain. Jadi Tania hanya bisa pasrah dan sabar. Seharusnya hari itu menjadi  hari yang sangat spesial bagi Bayu dan Tania tapi ternyata Bayu tidak pernah mengindahkan semua rencana baik Tania.
............
Juni 2006
Sudah sebulan lebih Tania tidak pernah bertemu lagi dengan Bayu, mereka hanya berkirim sms setiap harinya terkadang malah Bayu tidak membalas sms Tania, tapi terkadang saat mereka sms-an Bayu bisa sedemikian mesranya terhadap Tania, mungkin itu hanya untuk menyenangkan hati Tania agar tidak terkesan jahat, sesungguhnya Bayu tidak pernah menanggapi serius dengan hubungan mereka berdua saat Tania, sedangkan Tania berpikir “oh mungkin Bayu menyadari kesalahannya dan ingin memperbaikinya.” Stupid Tania!

Juli 2006
Dua bulan tidak bertemu Bayu sungguh menyiksa Tania, Tania sangat rindu kepada lelaki yang sangat disayanginya itu, tapi Bayu mungkin tidak merindukannya karena setiap kali Tania mengajak Bayu untuk bertemu selalu saja ada alasan Bayu untuk menolak ajakan Tania. Sampai akhirnya pada suatu siang Tania bertemu dengan Bayu di depan gerbang sekolah dan pertemuan itu hanya berlangsung selama sepuluh menit.
“Bayuuu...” sapa Tania dari kejauhan. Tania berjalan mendekati sosok lelaki yang begitu disayanginya sambil membawa oleh-oleh yang dia bawa dari Bandung dua hari lalu.
“Taniaaa...” Bayu menyapa Tania dan menebar senyumnya yang masih menawan itu.
“ah aku kangen banget sama kamu Bay..” ujar Tania dan mereka berpelukan.
“aku juga Tan..” sambut Bayu.
“ini oleh-olehnya, aku bawain brownis, rasa keju. Kamu suka rasa keju kan?” ujar Tania.
Lalu mereka bercengkrama sebentar, karena Bayu datang ke sekolah bersama Resha. Bayu menyempatkan diri bertemu Tania karena sedang mengurus pendaftaran kuliahnya. Kebetulan lokasi kampus dimana Bayu akan kuliah berdekatan dengan SMA mereka. Pertemuan itu terlalu singkat untuk Tania. Hanya sepuluh menit tapi bagi Tania, sudah melihat senyum Bayu secara langsung pun sudah membuatnya bahagia.
Malam harinya Tania menunggu kabar dari Bayu, mengapa Bayu belum juga menelepon dirinya. Sampai akhirnya Tania memutuskan untuk menelepon Bayu.
“halo Bay.. kok kamu ngga sms aku?” ujar Tania.
“oh maaf tadi sibuk banget Tan..”
“gimana brownisnya? Enak ngga?”
“enak kok, aku makan berdua sama mama tadi.”
“kamu kenapa sih Bay? Kok nada kamu kayak ngga suka aku telepon..”
“ngga kok, aku biasa aja.” Dan pertengkaran hebat itupun dimulai.
Tania mengungkapkan semua keluh kesah dihatinya, semua perasaan yang ia rasakan saat itu terhadap Bayu.
“aku sayang banget sama kamu Bay.. tapi kenapa kamu begini?”
“aku udah pernah bilang kan kalau aku ngga bisa sama kamu Tan, aku begitu kemarin karena aku cuma ingin buat kamu senang..”
“tapi ngga begini caranya Bay, kenapa kamu ngga jujur sama aku? Kamu jahat!! Kamu jahat banget Bay!”
“terserah kamu Tan, kamu mau bilang aku jahat, aku brengsek, aku bajingan, buat aku ngga masalah..” Bayu lepas tangan akan penderitaan yang dirasakan Tania.
“dasar brengsek!!” ujar Tania mengakhiri pembicaraan lewat handphone itu. Tania menangis sejadi-jadinya dikamar tanpa diketahui oleh orang tua dan adiknya. Tania tidak mengerti kenapa semuanya jadi begini, Tania tidak mengerti kalau selama ini semua yang dikatakan Bayu itu adalah palsu. Setega itu Bayu melakukan kepada Tania.
Seminggu kemudian mereka bertemu lagi, dengan durasi pertemuan yang sangat singkat juga, hanya sepuluh menit dan saat itupun Bayu bisa menemui Tania karena ada urusan di kampusnya, kali ini Bayu datang bersama Teddy.
“Bayuuu...” sapa Tania yang hampir 10 menit menunggu Bayu di pos satpam sekolah mereka.
“kamu mau kasih aku apaan sih?” tanya Bayu heran.
“ini loh papercraft garfield..” jawab Tania sambil mengeluarkan barang yang dimaksud dari dalam tasnya.
“eh lucu banget garfieldnya! thanks ya jelek..” ujar Bayu sambil merangkul Tania.
“kamu tahu aja deh, aku tuh lagi nyari kemana-mana nih papercraft.” Lanjut Bayu.
“aku gitu looh..” ujar Tania tersipu.
“eh kita makan siang dulu yuk sebentar..” ajak Tania.
“yah maaf banget Tan, aku ada urusan lagi sama Teddy, aku ngga bawa motor, tadi aja aku dijemput Teddy dirumah..” Bayu menolak ajakan Tania.
“yah aku cuma mau makan bareng aja Bay, udah lama sekali kan kita ngga...” belum selesai Tania berbicara, Bayu sudah memotong ucapannya.
“iya aku juga mau, tapi aku masih ada urusan, lain kali oke? Sekalian nonton deh,gimana?”
“yaudah kalau kamu ngga mau..” Tania pasrah. Tania menatap mata Bayu sangat dalam, mungkin untuk terakhir kalinya. Mungkin setelah pertemuan siang itu tidak akan ada pertemuan lagi.
Selesai mereka bercengkrama, Bayu pamit pergi. Tania melihat wajah Bayu sebelum memakai helm untuk terakhir kalinya. Bayu melambaikan tangan dan Tania pun membalasnnya, tapi Tania masih terdiam memandangi motornya Teddy sampai hilang dikejauhan sana. Tania menahan air matanya. Begitu sampai dirumah, tangis Tania pecah lagi. Ia masih tak percaya akan kejadian seminggu lalu dan tadi siang, ketika ia bertemu dengan lelaki yang masih disayanginya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
.........
Seketika Tania tersadar dari lamunannya dan menyadari dirinya menangis karena mengingat kejadian kelam lima tahun itu.
Justin Reeves
Good afternoon darl :*
What  r u doin now? I miss you so much!!
Tania
Good morning baby! :*
I’m sad! MU just lost! I cant believe it :’(
Blackberry Messenger dari Justin seakan sebagai penyejuk hatinya Tania yang sedang gamang. Mengapa Bayu menunjukkan rupanya lagi? Setelah sekian lama mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah saling mengabari. Sesaat Tania merasa bersalah kepada Justin atas apa yang dilakukannya selama ini dikala Justin sedang berada di London. Tetapi, Tania merasa bodoh sekali apabila tidak melakukan sesuatu terhadap Bayu dikesempatan yang langka dan mungkin tidak akan terulang lagi, kesempatan untuk membalas apa yang dulu pernah dirasakannya.
“halo Bay..”
“halo Tan, gimana nanti sore jadi?”
“jadi Bay, kita makan dimana?”
“di Senayan City , aku tunggu di Sushi Tei jam 5 sore oke?”
“oke..”
Tania bergegas mandi, memilah-milah baju mana yang akan ia kenakan pada saat makan malam nanti. Sebenarnya ini bukan pertama kali mereka makan malam bersama lagi, tetapi momennya kali ini lebih spesial, merayakan ulang tahunnya Bayu yang ke 24. Ketika Tania sedang merias wajahnya ia teringat akan peristiwa sehari tepat sebelum hari ulang tahunnya yang ke18, 6 bulan pasca perpisahannya dengan Bayu, mereka memutuskan untuk bertemu.
5 Desember 2006
“halo jelek! Ih aku kangen  banget sama kamu!” ujar Bayu lalu merangkul Tania dengan mesranya. Siang itu mereka bertemu disebuah Mall dekat SMA dulu mereka bersekolah.
“halo Bay, aku juga kangen sama kamu..” ujar Tania dan menyambut rangkulan Bayu. Sudah lama ia tidak merasakan rangkulan dan dekapan Bayu yang membawa kedamaian dan kehangatan untuknya.
Mereka menonton film di bioskop, makan siang di restoran pizza favorit mereka dan menghabiskan waktu hingga malam hari, melakukan hal-hal yang sudah lama mereka tidak lakukan. Hari itu meninggalkan kesan tersendiri bagi Tania, hari yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
“thanks a lot for today, Bay..” ujar Tania begitu turun dari motornya Bayu.
“you’re welcome, jelek!” ujar Bayu dan kemudian mencium pipi Tania. Tania lalu tersipu. Bayu hanya memandanginya. Lalu Tania mencium pipinya Bayu. Mereka saling berpandangan lagi dan Tania tahu apa yang Bayu maksud, dan mereka berciuman mesra, satu hal terlarang yang seharusnya mereka tidak pernah lakukan lagi. Rintik hujan pun menyudahinya.
“Bay, gerimis..” ujar Tania dan melepas bibirnya dari bibir Bayu.
“eh maaf tadi aku ngga bermaksud..” ujar Bayu dan masih memandangi Tania.
“besok aku ulang tahun Bay. Kita harus ketemu lagi, untuk merayakan ulang tahun aku.” Ujar Tania.
“heem jangan besok, aku ada kuliah, bagaimana kalau lusa?”
“oke aku bisa! Jemput aku ya Bay..” ujar Tania dengan wajah sangat sumringah.
“sampai jumpa lusa, jelek! Sini aku peluk lagi..” ujar Bayu lalu memeluk Tania sangat erat. Itulah pelukan terakhir dari Bayu. Bayu tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi semenjak malam itu, hal itu membuat Tania sedih, Tania menyesal mengapa ia begitu bodoh mengaharapkan Bayu untuk bisa datang menjemputnya dan merayakan ulang tahun ke 18 nya. Dalam hatinya Tania berharap, semoga suatu hari nanti mereka bisa bertemu lagi ada satu hal yang ingin Tania katakan kepada Bayu. “Bay, you were my first love, my first kiss and my first hug.”
..........
Sampai pada akhirnya semua harapan Tania terwujud, malam ini Tania akan makan malam lagi dengan Bayu.
“Tania, you look so beautiful tonight” ujar Bayu memuji Tania, untuk saat ini Tania sudah tidak terpengaruh dengan semua bujuk rayu gombalan Bayu. Hati Tania sudah terpaut pada Justin, Tania melakukan semua ini semata-mata hanya untuk membalas semua rasa sakit hatinya di masa lalu.
“thanks Bay, you look so cool too..” ujar Tania memuji Bayu.
Malam itu mereka larut dalam suasana yang lebih intim. Walaupun mereka sudah beberapa kali makan bersama di restoran sebelumnya tapi itu semua dikarenakan pekerjaan mereka yang memaksa mereka.
Ketika diperjalanan pulang menuju rumahnya Tania mereka melewati sebuah rumah makan sederhana yang menjual Pempek, jam menunjukkan pukul setengah 9 tepat.
“Bay kita makan pempek dulu yuk..” ajak Tania seketika.
“heem boleh..” ujar Bayu menyanggupi permintaan Tania.
Mereka masuk ke rumah makan itu dan memesan pempek kesukaan mereka beserta es kacang merahnya. Tania masih hafal semua kegemaran Bayu, Bayu sangat tidak suka makanan pedas. Setelah mereka menyantap pempek, lalu Bayu mengantar Tania pulang.
“thanks a lot for today Bay, once again..”
“you’re welcome jelek!” ujar Bayu dan memandangi wajah Tania.
“hei kamu jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi..” sergah Tania.
“eh maaf aku ngga bermaksud..” maksud hati Bayu ingin mencium Tania lagi tetapi Tania menghindar dan buru-buru keluar dari mobil.
“sampai ketemu lagi Bay, kamu hati-hati dijalan yaa..” ujar Tania menyudahi pertemuan malam itu.
Tania ingin membuat kesan tak terlupakan di mata Bayu, karena lusa Justin akan datang ke Jakarta dan menetap di Jakarta selama sebulan dan jika tidak aral melintang, Tania akan berkunjung ke London selama seminggu setelah Justin kembali ke London lagi. Dan mungkin malam itu adalah terakhir kalinya Tania dan Bayu bertemu. Tania sudah memutuskan jalan yang terbaik untuk kehidupannya di masa depan, dia harus meninggalkan Bayu secepatnya sebelum semuanya berantakan.
..............
31 Mei 2011
Hari ini Justin akan tiba di Jakarta pukul 21.30 WIB, Tania sudah bersiap untuk menjemput pujaan hatinya itu di Bandara Soetta, Banten. Tania merasa senang sekali karena akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan orang yang sangat disayanginya saat ini.
Dan benar saja, Tania benar-benar mengacuhkan Bayu. Semua BBM dan sms Bayu tidak ada yang dibalas, kalaupun dibalas itu hanya seperlunya, semua telepon Bayu tidak pernah dijawab. Tania sedang berbahagia bersama Justin. Bukankah dulu Bayu pernah memperlakukan Tania seperti ini?
Semua berjalan lancar sebagaimana mestinya sampai hari dimana Justin harus kembali ke London dan Tania akan ikut ke London dan berada disana selama sepuluh hari, Justin ingin memperkenalkan Tania kepada seluruh keluarga besarnya di London. Niat Justin semakin serius dengan menyatakan bahwa ia siap menjadi muallaf di bulan Ramadhan tahun ini karena ia berniat untuk menikahi Tania. The sweetest thing ever gifted by God to Tania.
Sementara dengan Bayu, Bayu sibuk mencari dimana keberadaan Tania. Bayu semakin kehilangan kontak ketika kontak BBMnya di delete oleh Tania, ia semakin kehilangan jejak. Berkali-kali Bayu menghubungi Tania lewat telepon tapi tidak pernah dijawab, Bayu bingung sekali. Suatu kali ia mendatangi rumahnya Tania tapi yang ditemuinya bukan Tania ataupun kedua orang tuanyaTania melainkan pasangan muda yang baru saja menikah. Ya memang, sejak Terry, adik lelaki Tania diterima kuliah disebuah perguruan tinggi negeri di daerah Bandung, orang tua Tania memutuskan untuk menjual rumah yang cukup besar apabila hanya ditinggali berdua dan mereka pindah ke rumah baru yang letaknya cukup jauh dari rumah yang lama. Bayu tidak kehabisan akal, suatu hari ia mendatangi kantor dimana Tania bekerja, tapi resepsionis bilang bahwa Tania sudah resign dari kantor tersebut dan pindah ke kantor yang tidak boleh diketahui identitasnya. Tania benar-benar menghilang. Bayu pun menghubungi Dira, Bella dan Andra dan mereka bertiga sepakat untuk tidak memberi tahu dimana keberadaan Tania karena mereka tidak ingin Bayu merebut kebahagiaan Tania lagi.
Sampai pada akhirnya Justin telah resmi menjadi mualaf dan merubah namanya menjadi Muhammad Justin Reeves. Semua semakin indah saja bagi Tania, karena ia sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahannya dengan Justin, yang akan diselenggarakan di dua negara, Indonesia dan Inggris. Di Indonesia untuk semua keluarga, kerabat dan kolega Tania sedangkan di Inggris untuk semua keluarga, kerabat dan kolega Justin, pernikahan yang memakan banyak waktu dan uang tapi itu semua tidak menghilangkan niat baik  mereka, pernikahan itu akan segera terwujud di penghujung tahun ini,  4 Desember 2011.
Sedangkan Bayu, masih terpaku pada Tania, ia bingung setengah mati harus kemana lagi mencari Tania di kota seluas Jakarta. Bayu terkadang mampir di cafe tempat mereka sering meeting dulu, Bayu berpikir mungkin Tania akan mampir sesekali,tapi kenyataannya Tania tidak pernah mampir ke cafe itu lagi. Bayu menghubungi semua koleganya yang kenal dengan Tania tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang mau jujur untuk memberi tahu dimana Tania tinggal dan bagaimana keadaan Tania saat ini.
“babe! It’s more than i expected..” ujar Tania kepada Justin disela-sela kesibukan mereka ketika photo session untuk kebutuhan photo pre-wedding mereka.
“for God sake, from the first time we met, i knew that you are who i’ve been looking for along my entire life, and see? Here we are now..” ujar Justin mesra.
“you’re the most precious thing i have right now!” sekali lagi Tania memuji lelaki yang sebulan lagi akan dinikahinya itu.
27 November 2011
“halo, selamat pagi..” ujar Tania memulai percakapan di telepon.
“halo, Tania? Ini Tania kan?” ujar Bayu. Ia terkejut dan segera tersadar dari tidurnya, meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sedang bermimpi.
“iya Bayu, ini aku Tania, kamu ada acara hari ini?”
“Tan! Kamu kemana saja? Aku mencari kamu tapi kamu hilang begitu saja tanpa jejak.” Ujar Bayu dan menumpahkan segala kegundahannya selama ini.
“aku mau datang ke apartemen kamu, kamu ada acara ngga siang ini?”
“ngga ada Tan, kamu datang saja, aku tunggu.” Ujar Bayu gembira.
“oke, see you!” ujar Tania dan mengakhiri pembicaraan ditelepon.
Siang harinya, Tania datang ke apartemen Bayu dengan ditemanii Justin. Tania ingin memberikan sebuha kejutan yang tidak pernah terpikirkan oleh Bayu sebelumnya.
“tok..tok..tok..” Tania mengetuk pintu kamar apartemennya Bayu. Begitu mendengar ada yang mengetuk pintu kamar apartemennya, Bayu segera berlari  dan membukakan pintu dan ia shock atas apa yang dilihatnya.
“hai Bay..” ujar Tania dengan wajah yang begitu ceria.
“hai.. Tan.. siapa ini?” tanya Bayu. Ia terheran-heran, siapa laki-laki yang datang bersama Tania ini.
“he is Justin, my fiance. And we’d like to invite you to our wedding party next week” ujar Tania panjang lebar menjelaskan siapa yang berada disampingnya dan untuk apa dia datang ke apartemennya Bayu.
“hah? Are you kidding me?” tanya Bayu yang masih tidak percaya atas apa sedang terjadi saat itu.
“nope! We are getting married next week! Don’t forget to come” ujar Justin yang semakin membuat Bayu merasa seperti dikhianati.
“i can’t believe it” ujar Bayu pelan dan menggelengkan kepalanya.
“oke, i guess we have to go, cause we have many invited cards to be spread. See you Bay, bring your partner.” Ujar Tania dan pergi.
Bayu menutup pintu dan menangis. Bayu tidak percaya bahwa perempuan yang ia tunggu selama enam bulan ini malah mengkhianatinya dan menikah dengan pria lain.


29 November 2011
Bayu mengajak Tania untuk bertemu sebentar di cafe tempat biasa mereka meeting dulu. Bayu ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sedang mengganjal dihatinya.
Setelah hampir lima belas menit menunggu, Tania menampakkan batang hidungnya. Tania sebenarnya sedang sibuk menyiapkan untuk hari pernikahannya yang kurang dari seminggu lagi akan dilaksanakan.
“ada apa Bay?” tanya Tania kepada Bayu yang sedang asik menyeruput mocacinno nya.
“duduk dulu Tan..” ujar Bayu mempersilakan Tania duduk dihadapannya.
“aku ngga punya waktu banyak Bay..” ujar Tania yang sebenarnya sudah malas untuk bertemu Bayu.
“kenapa kamu melakukan ini semua padaku Tan?” ujar Bayu yang masih tidak percaya dengan keadaan saat ini. “kenapa kamu menikah dengan Justin? Aku tunggu kamu Tan, 6 bulan aku tunggu kamu, aku cari kamu kemana-mana, aku tanya orang-orang tapi kenapa semua orang seperti menyembunyikan sesuatu dan benar saja..”
“dulu aku tunggu kamu hampir 3 tahun Bay, aku mencoba hubungi kamu tapi kamu acuhkan aku seperti sampah, kamu ngga pernah datang lagi, jemput aku untuk merayakan ulang tahun aku yang ke delapan belas,sampai akhirnya aku bertemu Ferdi dan sekarang Justin.”
“jadi kamu balas dendam?” tanya Bayu lirih.
“aku tidak pernah berniat balas dendam, mungkin ini karma, karma dari Tuhan atas segala perbuatan kamu dimasa lalu. Kamu harus terima Bay..” jawab Tania.
“aku mau minta maaf Tan, aku ingin memperbaiki semuanya..” ujar Bayu yang hampir menangis, kali ini Bayu benar-benar merasa hancur.
“it’s too late Bay, i belong to him now.. semoga kamu bisa menemukan wanita yang lebih baik bersanding dengan kamu dibanding aku. Aku sudah bahagia Bay, kamu jangan ambil kebahagiaanku saat ini..” ujar Tania yang ingin menangis juga. Tania tidak pernah bermaksud untuk melancarkan balas dendam tapi mungkin ini fase hidup yang harus mereka lewati.
“oke, aku ikhlas kalau memang ini takdir kita,kita memang tercipta bukan untuk saling memiliki selamanya.” Ujar Bayu.
“i appreciate it! I have to go Bay, i have so much things to accomplished.” Ujar Tania dan meninggalkan Bayu sendiri di cafe itu. Cafe dimana delapan bulan lalu untuk pertama kalinya mereka bertemu setelah hampir 5 tahun berpisah.
Sekarang mereka hidup dengan jalannya masing-masing. Ini takdir hidup yang tidak akan pernah diketahui oleh siapapun.  Tania hidup bahagia bersama Justin, laki-laki yang diidamkannya selama ini. Sedangkan Bayu masih trauma akan kejadian yang baru saja menimpanya, Bayu mencoba menenangkan hatinya dan akan berusaha untuk mencari pengganti Tania dan melanjutkan hidupnya yang masih panjang.

Bayu & Tania -part 1


Jakarta, April  2011
“Tania, kamu ikut saya meeting diluar sekarang ya..”
“baik Pak”
Matahari di siang itu sangatlah terik sehingga membuat Tania tidak mood untuk meeting diluar kantor. Setengah jam kemudian sampailah mereka ditempat yang dijanjikan.
“nah itu klien baru kita” seru Pak Ardi
“kok masih muda ya Pak? Biasanya relasi Bapak kan sudah umur semua” ujar Tania heran begitu yang didatanginya adalah pria seumurannya.
“Pak Ardi pasti..” seru anak muda itu seraya menjabat tangan Pak Ardi
“iya kamu pasti Bayu kan, kalau begitu bisa kita mulai sekarang pembahasan tentang ide kamu seminggu lalu.” Ujar Pak Ardi
“Bayu?” Tania bertanya dalam hati. Nama itu memang tidak asing baginya apalagi Bayu Pradika Wijaya. Sosok laki-laki yang begitu dibenci seusai lulus dari SMA. Laki-laki yang seharusnya tidak pernah ia kenal sepanjang hidupnya, untuk apa kenal kalau hanya membuat susah hidup? Sampai sekarang Tania tidak pernah memaafkan kesalahan orang yang begitu spesial disaat SMA dulu.
“Tania?” seru Bayu tersentak melihat Tania yang sudah berubah sekarang.
“loh kalian sudah saling kenal?” ujar Pak Ardi heran melihat klien dan asistennya saling berpandangan sinis
“Pak, saya mau balik ke kantor. Saya ngga mau ngeliat dia apalagi kerja sama dengan dia! Dia itu jahat!” seru Tania
“hei ada apa ini? Tania! Kenapa kamu malah mau pergi?” sergah Pak Ardi yang heran melihat tingkah asistennya.
“oke Pak saya mau mengerjakan tugas saya, setelah semua selesai sebaiknya kita segera ke kantor Pak, saya ngga mau lama-lama melihat klien Bapak yang satu ini.” Jawab Tania meluapkan semua amarahnya.
Melihat tingkah Tania seperti itu, Bayu hanya bisa diam, dia tidak menyangka perempuan yang dulu sangat menyayanginya telah  berubah menjadi sangat membencinya. Melihat dirinya seolah-olah sampah dan tidak pantas berdiri didepannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jakarta, Agustus 2005
Siang hari yang begitu terik. Jam menunjukkan pukul dua belas lewat sepuluh menit. Tania, Dira, Bella dan Andra sedang menikmati es jeruk dan cemilan makanan kecil di kantin sambil menggosip. Ya itulah kebiasaan anak SMA dikala istirahat seperti ini, mereka berempat selalu melakukannya setiap hari. Tapi perhatian Tania tertuju pada segerombolan anak laki-laki kelas XII IPS, dilihatnya sesosok laki-laki yang tak asing baginya, ya laki-laki itu teman seangkatannya,Tania tidak pernah mengenalnya secara personal hanya sebatas tau nama, dia dikenal dengan kebandelannya dan keplaboyannya. Bayu Pradika Wijaya.
“Tan!”
“Tan wooy.. bengong aja lo! Kenapa deh?” ujar Dira menyadarkan Tania dari lamunannya.
“itu liat deh si Bayu daritadi gue liatin kayaknya dia over acting yaa” ujar Tania
“emaaaang! Kemana aja sih non? Lo kok baru sadar sih? Korban terakhir dia kan anak IPS juga angkatan kita” jelas Dira
“masa sih? Siapa?” tanya Tania heran
“beh nih anak kenapa jadi kayak orang baru dateng dari kampung yang ngga tahu perkembangan kehidupan orang-orang disekitarnya” ujar Bella
“serius deh gue ngga tau, lagian kita emang ngga pernah ngomongin Bayu kan sebagai bahan perbincangan kita..” Tania memelas
“tuh korban terakhirnya Bayu..” ujar Andra sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah perempuan yang baru masuk ke area kantin. Perempuan itu berpostur pendek sekitar 155 cm, sedikik berisi dan berambut hitam panjang, parasnya manis, bernama Anne Ramadhania.
“hah Anne? Serius lo? Bayu jadian sama Anne? Kok bisa?” Tania heran bukan kepalang.
“basi lo ah Tan! Baru putus tuh seminggu..” ujar Dira
“eh eh liat Bayu deh..” kilah Bella
Bayu mendekati Anne, terlihat mereka berdua berbicara serius, tidak mengerti apa maksudnya Bayu mendekati Anne seperti itu, karena yang orang-orang tahu mereka sudah putus seminggu dan kabarnya hanya jadian sekitar sebulan lebih.
Dan sekarang siapa yang tidak ingin mengenal dekat dengan Bayu. Mungkin hanya perempuan bodoh yang tidak mau berkenalan dengannya. Bayu itu tampan dan termasuk anak dari keluarga dengan kekayaan yang berlebih, dia memang suka berbuat onar tapi sebenarnya dia anak yang baik dan sangat sayang sama ibunya. Katanya sih kalau anak laki-laki pertama itu pasti dekat sekali dengan ibunya ya begitu pula dengan Bayu. Bayu memang playboy tapi tanyakan saja kepada semua mantannya baik yang satu sekolah ataupun disekolah lain pasti bilang “he’s such a sweetest man God ever created..” tetapi itu belum selesai, “but he is also the most bastard man ever excist in this universe” mengapa demikian??
Disaat Bayu sedang berpacaran dengan Aliya, the most wanted girl on that school. Everything seemed really perfect. A cool boy got matched with a gorgeous girl but, ternyata Bayu menjalin hubungan tanpa status juga dengan Grace. The stranger comes from another planet. Grace memang tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan Aliya dan Bayu, karena itu Aliya baru mengetahuinya setelah hampir 3  bulan dia berpacaran dengan Bayu. Tragic!
Secantik Aliya saja masih tertipu dengan rayuan mautnya Bayu. Bagaimana dengan Tania? Tania diam-diam ingin mengenal lebih dekat dengan Bayu, kebetulan Tania mempunyai sahabat yang dekat dengan Bayu, namanya Reza. Yang ternyata Reza itu setipe dengan Bayu, tapi Reza tidak separah Bayu ah once he’s a jerk he would be a jerk forever obviously..
Bel berbunyi dan jam menunjukkan pukul 12.30 itu tandanya istirahat sudah berakhir, saatnya belajar kembali.
“alamaaaak Fisika...” Bella mengeluh akan kesulitan pelajaran Fisika yang seharusnya dianggap biasa saja karena Bella seorang siswa kelas XII IPA.
“ngga ada ulangan kan? Santai ah..” ujar Andra yang selalu santai dalam hidupnya, apapun harus dengan santai dan kepala dingin, itu moto hidupnya. Santai..  bahkan dengan kehidupan percintaannya selalu santai, baginya belum berpacaran bukan suatu momok menjijikan yang harus segera dihentikan, baginya itu adalah suatu anugerah dari Tuhan agar terhindar dari sakit hati seperti teman-temannya.
“eh Tan mau kemana lo?” tegur Dira melihat sahabatnya malah berlari melewati pintu kelasnya.
“gue mau ketemu Reza dulu yaa..”
“ngapain dia ketemu Reza?” tanya Bella
Dira hanya mengernyitkan dahinya, “we’ll see..” lanjutnya.
...............
Bel berbunyi dan jam menunjukkan pukul dua tepat. Tania, Dira, Bella dan Andra pun senang sekali karena hari ini hari kamis yang artinya quality time! Mereka selalu pergi ke mall terdekat atau tempat nongkrong terdekat, biasanya mereka berwisata kuliner atau menonton bioskop terkadang mereka window shopping atau pergi ke salon terdekat untuk sekedar perawatan rambut semisal creambath. Dengan segera Andra ke parkiran mobil dan mengambil mobilnya sementara yang lain menunggu di lobby sekolah.
“Rezaaa...!!” seru Tania memanggil sahabatnya sejak kelas X, seketika Reza melambaikan tangannya dan tersenyum.
“ada apa cantik?” sapa Reza. Reza memang setipe dengan Bayu tapi dia tidak seplayboy yang mempermainkan perempuan seenaknya.
“yang tadi za.. mana Bayu nya?”
“tuh Bayu..” jawab Reza melirikkan matanya ke arah Bayu yang sedang berjalan ke arah mereka.
“Tan ayooo tuh Andra udah siap mobilnya..” sergah Bella
“eh iya bentar, za, gue balik duluan yaa.. bye bye... muah muaaah”
“muah muaah juga cantik..”
Tidak lama kemudian Bayu menghampiri Reza.
“siapa tuh za? Manis juga? Anak IPA ya? Jarang beredar sih” Bayu nampaknya begitu penasaran dengan sosok Tania.
“Tania IPA 2, sahabat gue dari kelas x. Mau kenalan lo? Suka ke kantin kok dia, gue sering makan siang sama dia nih semenjak jomblo hahaha”
“bisa deh besok gue tungguin di kantin, eh gue duluan yee” ujar Bayu
“oke bos”
Sementara Tania, Dira, Andra dan Bella pergi ke restoran yang baru buka disekitar daerah permata hijau kebetulan sekolah mereka tidak jauh dari daerah jakarta selatan. Mereka mampir di restoran bergaya Indonesia sekali dan menu utamanya adalah bebek goreng, sounds great! Segera mereka berempat memesan makanan dan minuman, seperti biasa saat berkumpul mereka selalu membicarakan apapun yang sedang menjadi trending topic. That’s a nice moment when we are in high school. Setelah makan pun seperti biasa, Andra mengantar mereka satu persatu ke rumahnya masing-masing dengan selamat.
.............
“hai, gue Bayu.. Lo?” sapa Bayu yang mengajak Tania berkenalan.
“gue Tania..” jawab Tania yang sedang mengantri membeli es jeruk.
“anak IPA ya?”
“yap IPA 2”
“kenal dekat sama Reza? Kemarin gue lihat lo ngobrol sama dia di lobby.”
“ya gitu deh gue sahabatan dari kelas X, eh gue duluan ya Bay..” Tania menyudahi percakapan yang tidak disangka itu. Tania bingung antara senang atau cemas, kira-kira apa ya maksudnya Bayu tadi? Sekedar kenal atau mungkin lebih nantinya?
...........
Hari itu tidak akan pernah dilupakan Tania selama hidupnya, hari dimana dia berkenalan dengan sosok laki-laki yang begitu dikagumi banyak wanita tetapi dia sifatnya yang sangat dibenci semua wanita. Tidak seharusnya Tania berkenalan, tidak seharusnya Tania berbicara dengan Reza, kalau saja siang itu Tania tidak berbicara dengan Reza di lobby sekolah, Bayu pasti tidak akan menyadari keberadaannya di sekolah. Tania memang tidak begitu populer diangkatannya, dia hanya seorang murid biasa yang mempunyai kepintaran standar seperti anak IPA lainnya dan wajah yang manis. Mempunyai tiga sahabat yang sangat menyayanginya, Bella, Dira dan Andra.
“bayuuuu!! Kenapa sih lo harus datang lagi ke kehidupan gue?? Kurang puas apa lo udah nyakitin gue waktu SMA dulu? Ya Allah...” Tania berteriak-teriak dikamarnya, meluapkan semua amarahnya, amarah yang dipendamnya selama ini, sudah 6 tahun ini Tania menyimpan dendamnya kepada cinta pertamanya itu.
“lo udah bikin gue sengsara bay!! Tapi lo ngga pernah sadar apa yang lo udah perbuat ke gue!! Hati dan otak lo terbuat dari apa sih baaay!!” Tania masih berteriak-teriak dan sesekali ia terisak menahan tangisnya.
“tok..tok..tok..” Terry adik Tania mengetuk pintu.
“kak Tania, lo kenapa? Buka pintunya.” Ujar Terry
“ngga apa-apa Ter,tinggalin gue sendiri please..” Tania menjawab dari dalam kamar.
Seketika Tania teringat akan sahabat-sahabatnya, segera mengambil handhponenya dan menelepon Dira. Begitu Dira mengangkat telepon,
“Diraaaaa....!!! gue bisa gila! Gilaaa!!” ujar Tania dengan nada meninggi dan terisak, ia menangis lagi.
“Tan, lo kenapa? Kok tiba-tiba telepon ngomong begini sih?”
“lo inget Bayu kan?”
“Bayu Pradika Wijaya? Ya masih ingatlah, cowok paling bajingan sedunia, kenapa sama dia? Lo sudah lama ngga kontak kan?”
“dia klien bos gue sekarang!! Dan gue harus kerja sama bareng dia selama dua minggu kedepan, shit banget! Kenapa bos gue bisa kenal sama Bayu sih??”
“whaaaat!!” Dira terperanjat kaget, ini takdir. Pikir Dira.
“Tan, ini gila banget! Kapan lo ketemu sama dia lagi?” tanya Dira
“besok gue ada meeting lagi sama dia! Sinting ngga sih bos gue? Nyuruh gue meeting berdua sama Bayu? Astaghfirullah..”
“Tan, be professional! Just consider that nothing happened. He is your sucks past. He is nothing! You have to show him off that you are changed, darl..” ujar Dira memberikan semangat kepada sahabatnya itu.
“ok i will try Diraaaaaa.. thank youuu..” ujar Tania dan masih terisak.
“don’t cry babyyy... ok? Eh iya udahan dulu ya gue lagi dinner sama klien nih see you..” ujar Dira menyudahi telepon.
“oke oke, see you..”
...........
Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Tania dan Bayu karena mereka akan bertemu lagi dan membicarakan tentang project kerja sama antara perusahaan mereka dan kerja sama ini akan berlangsung selama dua minggu kedepan, akankah cinta itu bersemi kembali di hati mereka?
“hai Tan, apa kabar?” sapa Bayu sebelum memulai meeting. Bayu telah menunggu Tania hampir setengah jam di cafe tempat mereka bertemu. Hari itu Tania tampil sangat berbeda, menggunakan setelan blazer dan rok Tommy Hielfieger,  high heels dolce gabbana, sementara Bayu tampil sangat kasual menggunakan t-shit putih polos dipadu dengan kemeja biru motif garis-garis, celana jeans dan sepatu kets, style itu masih seperti ketika Bayu SMA dulu.
“baik Bay.. kita to the point aja ya, aku juga kalo karena bukan kerjaan ngga akan nemuin kamu” jawab Tania dengan sedikit ketus.
“kamu masih dendam sama aku atas kejadian 6 tahun lalu?” tanya Bayu dengan tatapan matanya yang sedikit menggoda
“selamanya Bay.. please ya kita ketemu mau membahas project, aku ngga mood kalau harus membahas masalah kita. Itu udah basi Bay..” jawab Tania yang jelas sekali tidak ingin berlama-lama bertemu dengan Bayu.
“maafin aku Tan..”
“aku pulang ya Bay, aku masih punya banyak kerjaan dikantor” ujar Tania seraya membereskan laptop dan file-file yang sekiranya akan dibahas siang itu.
“oke Tan, kita lupain masalah itu, soal project aku sama bos kamu itu....”
Pertemuan itu berlangsung selama satu jam lebih, gaya nya Bayu berbicara menjelaskan projectnya kepada Tania mengingatkan Tania kepada 6 tahun lalu disaat mereka masih berdua, bermesraan dan semua orang sangat iri sekaligus kasihan kepada Tania, laki-laki disampingnya itu tampan tetapi sekaligus seseorang yang sering menyakiti hati perempuan dan dengan segera akan menyakiti hatinya Tania.
..............
September 2005
“kamu mau jadi pacar aku Tan?” tanya Bayu malam itu didepan pintu gerbang rumahnya Tania. Malam itu mereka baru saja kencan pertama sebelum berpacaran.
“heem aku ngga tau Bay..” jawab Tania, seketika Tania teringat akan semua omongan sahabat-sabahatnya tentang Bayu.
“kok ngga tau?”
“aku..aku belum bisa terima kamu sekarang, aku ngga bisa jadian sama orang yang baru aku kenal dua minggu bahkan kita baru smsan 3 hari” jawab Tania dengan kepala menunduk dan dia memainkan kuku-kuku jarinya. Tania gugup setengah mati.
“oke aku tunggu kamu, aku tunggu kamu sampai kamu siap.” Jawab Bayu. Ah bijaksana sekali Bayu, entah jurus rayuan apa yang sedang dipakai Bayu saat itu.
“thanks ya Bay, aku serius masih bingung nih..” ujar Tania.
“iya Tan, kamu tenang aja.. eh aku pulang yaa..” ujar Bayu.
“iya Bay hati-hati ya kamu..”
Kalau saja malam itu Tania langsung menerima ajakan Bayu untuk berpacaran pasti kisah hidupnya akan berbeda entah lebih manis atau lebih tragis, siapa yang tidak senang karena ditembak sama orang paling tampan disekolah tapi kalau mengetahui orang itu playboy? It’s a dilema, tragic!
Tania termenung.
“Tan..” ujar Bayu yang heran melihat orang yang dulu sempat ia sayang itu termenung seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat.
“Taniaaa...” ujar Bayu sekali lagi membuyarkan lamunan Tania.
“eh iya Bay sorry, aku lagi mikirin sesuatu tadi..”
“kamu mikirin apa? Kita udah selesai membahas projectnya, kamu selesaiin makannya nanti aku yang bayar.” Bayu masih perhatian tapi patut dicurigakan apakah itu perhatian tulus kepada seorang teman atau ada maksud tertentu.
“thanks Bay..”
“waitress! Bill yaa..” seru Bayu memanggil waitress untuk membayar tagihan makanan dan minuman yang mereka nikmati siang itu.
Lalu Tania membereskan laptop dan file-file nya ke dalam tas kerjanya dan harus segera balik ke kantor, jam menunjukkan pukul dua lebih lima belas menit dan masih banyak pekerjaan yang menumpuk yang harus segera diselesaikan.
“aku antar kamu ke kantor ya Tan..” Bayu menawari jasa antar cuma cuma kepada Tania. Mungkin untuk permintaan maaf.
“ngga usah Bay aku naik taksi aja nanti..” ujar Tania.
“Aku antar kamu, oke!” ujar Bayu seraya menarik tangannya Tania keluar dari cafe dan menuju parkiran.
Siang itu mungkin pertemuan terlama mereka setelah hampir 5 tahun lost contact, entah Tania harus senang atau sedih karena pertemuannya kembali dengan Bayu yang sebenarnya hanya membawa Tania kepada kedukaan yang dirasakannya 5 tahun yang lalu, apa maksud Tuhan dari kejadian ini? Susah payah Tania menghilangkan semua memori tentang Bayu selama ini tetapi takdir berkata lain, ataukah Tuhan mempunyai rencana lain?
...........
Smartphonenya Tania berdering,
Justin Reeves
Morning darl, i mean afternoon Jakarta :*
Tania Irawan
Babyyyy!!! I miss you so much!! I just cant wait July..
Omg it’s gonna be the sweetest summer i’ve ever had
Justin Reeves, lelaki berkebangsaan Inggris yang tinggal di London ialah pacarnya Tania saat ini. Mereka sudah berhubungan hampir 4 bulan, mereka bertemu di Jakarta pada awal tahun 2011 saat Justin sedang ada urusan bisnis dengan perusahaan dimana Tania bekerja, saat itu Justin cukup lama berada di Indonesia, hampir 4 bulan sampai akhirnya di awal bulan April ini ia harus kembali ke London tapi ia akan kembali lagi pada bulan Juli untuk urusan bisnisnya dan yang pasti untuk menemui kekasih hatinya yang sangat dicintainya.
Bagi Justin, Tania melebihi segalanya, Tania memenuhi setiap kriteria yang dimintanya untuk dijadikan sebagai seorang istri. Tania memang baik hati, mungkin terlalu baik sehingga beberapa orang disekelilingnya terkadang sering memanfaatkannya tanpa disadari langsung oleh Tania. Begitupun Tania, bagi Tania, Justin adalah segalanya, dialah sosok lelaki yang dicarinya selama ini, bukan Bayu, mantan pacarnya sewaktu SMA atau Ferdi, mantan pacarnya sewaktu dibangku kuliah. Justin is such a wonderful living thing God ever created, Justin is so lovely and full of love. Justin is everything dan bagi mereka long distance relationship yang sedang mereka jalani saat ini bukanlah suatu masalah besar selama mereka bisa saling percaya dan menjaga diri dari segala macam godaan.
Justin Reeves
Promise me, you won’t leave me! I’ll prepare the best gift that you never expect
Tania Irawan
Sure baby! I won’t leave you, i’ll be very loyal to wait you until you here with me
Justin Reeves
I’ll call you tonight, have to go work. Ily. Imy.
Tania Irawan
Ok, i’m waiting. Ilyt. Imyt.
Blackberry messenger yang diterima siang itu seakan memberikan angin sejuk kepada Tania yang sedang gundah karena pertemuannya kembali dengan Bayu, sesaat dia tersadar bahwa ada lelaki nun jauh disana yang sangat mencintainya dan menyanyanginya, jadi untuk apa galau karena kedatangan Bayu?
.........
“Ter, lo kapan UAN nya sih?” tanya Tania kepada adiknya, Terry. Tania heran melihat adiknya yang masih sibuk bermain playstation disaat hari-hari menjelang Ujian Akhir Nasional semakin dekat.
“dua minggu lagi, emang kenapa sih?” Terry merasa tidak nyaman dengan pertanyaan kakak perempuannya itu.
“dasar bocah gila! Bukannya belajar malah sibuk main playstation” Tania mengomeli adiknya.
“gue capek ah belajar terus, santai aja sih Kak, UAN sama SIMAK pasti beres deh” ujar Terry santai yang tetap berjibaku dengan game nya.
Kalau melihat kesibukan Terry menjelang Ujian Akhir Nasional SMA, Tania teringat tentang kesibukannya dahulu. Ia mengikuti bimbingan belajar di tempat les dekat sekolah dan pendalaman materi yang wajib diikuti dari sekolahnya. Hari-hari Tania disibukkan hanya dengan belajar untuk mempersiapkan UAN dan SNMPTN. Tapi semua itu berantakan ketika pada suatu hari Bayu membuat Tania sakit dan kehilangan semangat.
Maret 2005
“Bayu, ayo kita jalan nanti malam..” Tania merengek ditelepon siang itu. Ia sudah lama tidak jalan keluar bersama Bayu di sabtu malam.
“ngga bisa Tan, aku sibuk nih mau ketemu sama relasi bisnisnya Papa..” jawab Bayu tegas.
“ah yaudahlah..” Tania menyudahi teleponnya.
Sore itu Tania mempunyai feeling yang sangat tidak enak, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Bayu. Karena akhir-akhir itu, Bayu sering mengacuhkan sms Tania dan selalu menolak untuk diajak mengobrol lama di kantin sekolah, seperti biasanya.
3 hari kemudian...
“Tan, muka lo pucat banget..” ujar Andra.
“masa sih? Gue sehat kok” ujar Tania.
“badan lo panas Tan..” ujar Bella yang menyentuh kening Tania.
“gue antar pulang ya, ngga usah PM matematika ngga apa-apalah, daripada sakit lo semakin parah.” Ujar Andra.
“yaudah gue sms Bayu dulu..” ujar Tania.
Seketika Tania dan Andra meminta izin untuk tidak mengikuti pendalaman materi siang itu. Andra segera mengantarkan Tania pulang, keluar dari pintu kelas mereka melewati koridor kelas XII IPS 1.
“kok sekilas gue ngga lihat Bayu ya, sms gue juga ngga dibales” ujar Tania.
 “mungkin doi lagi khusyuk belajar..” timpal Andra.
Perjalanan pulang siang itu agak sedikit terhambat karena jalanan yang sedikit macet. Tania duduk lemas di kursi depan mobil dengan tatapan kosong dan muka yang begitu pucat.
“eh Bayu! Ndra, tadi Bayu..!! susul Bayu Ndra..” Tania tersentak kaget melihat motornya Bayu berlalu disamping mobilnya Andra.
“hah? Serius? Mana sih?” ujar Andra heran karena dia tidak memperhatikan keadaan sekitar.
“yang itu! Kok sama cewek sih? Itu siapa ndra?” Tania semakin tidak percaya atas apa yang dilihatnya, Bayu sedang membonceng seorang perempuan di motornya disaat seharusnya ia mengikuti pendalaman materi.
“Tan, tenang yaa, gue antar lo pulang aja ah biarin si Bayu pergi sama cewek lain,gue ngga mau sakit lo semakin parah.” Ujar Andra.
Sebenarnya hal yang baru saja dilihat Tania sudah memperparah keadaannya, sakitnya semakin terasa bukan sakit fisiknya saja tetapi psikisnya juga. Inilah pertama kali Bayu berkhianat kepada Tania, menduakan Tania dengan yang lain. Kalau Bayu memang berniat jahat, untuk apa Bayu membelikan kado spesial di hari ulang tahun Tania yang ke 17 kemarin.
Benar saja, yang dilihat Tania kemarin siang. Andra, Bella dan Dira menyelidiki siapa cewek itu dan dia ialah pacar barunya Bayu, mereka sudah berkenalan sejak dua minggu lalu. Dan itulah yang membuat tingkah Bayu aneh dan menjauh dari Tania, karena dia telah menemukan wanita lain. Tapi hubungan mereka tidak berlangsung lama, setelah tiga minggu berpacaran akhirnya hubungan itupun kandas tanpa sebab yang jelas.
“Tan, aku mau minta maaf” ujar Bayu dengan tampang memelas.
Tania hanya menatap wajah Bayu, ia tidak percaya kalau Bayu mau melakukan itu.
“Tan, please jawab aku. Aku menyesal banget! Aku salah dan aku ngga suka lihat kamu dekat sama Reza.” Ujar Bayu memohon dan berharap Tania akan memaafkannya.
Tania masih terdiam, dia bingung apa yang harus dilakukannya.
“Tan, aku sayang banget sama kamu, please maafin aku..” ujar Bayu.
“Bay, aku juga sayang banget sama kamu. Aku dekat sama Reza itu sebatas sahabat, ngga lebih, buat aku, kamu masih spesial dihati aku.” Ujar Tania dan tersenyum.
“jadi kamu maafin aku nih?” tanya Bayu dengan wajah yang berseri.
“iya aku maafin, tapi jangan dilakukan lagi yaa..” jawab Tania dan memegang kedua tangan Bayu di lorong sekolah yang kebetulan sepi, hanya ada beberapa teman-teman mereka yang sedang menunggu bel masuk untuk pendalaman materi.
“aku janji, aku ngga akan sakitin kamu lagi, terima kasih jelek!” ujar Bayu yang masi memegang tangan Tania dengan eratnya.
“aku ke kelas dulu ya..” ujar Tania berlalu.
Saat itu, Bayu adalah segalanya bagi Tania. Tania akan melakukan apa saja untuk Bayu asal Bayu bisa bahagia walaupun mereka tidak berpacaran tetapi hubungan mereka lebih dari sekedar pertemanan. Sudah hampir 6 bulan mereka menjalaninya, 6 bulan lalu ketika Bayu meminta Tania untuk menjadi pacarnya, Tania menolaknya karena desakan dari semua teman-teman dekatnya. Mereka menyarankan untuk menolak Bayu karena dia seorang bajingan. Tetapi jauh didalam lubuk hatinya Tania, Tania begitu menyayangi Bayu.
...............
“heran gue sama lo, Kak, kenapa jadi sering nangis sih?” ujar Terry yang heran melihat kakaknya menangis di tempat tidurnya.
“eh Terry, gue lagi teringat Bayu..” jawab Tania sambil mengusap air mata yang tidak disadari jatuh dipipinya.
“ah masih aja mikirin masa lalu! BBM Justin deh, siapa tahu bisa menghibur..” ujar Terry yang disaat tertentu bisa berubah menjadi dewasa.
“iya yah, yaudah gue mau pacaran dulu ya di skype” ujar Tania lalu keluar dari kamar adiknya itu.
..............
Mei 2011
“sumringah banget kayaknya nona cantik nih..” ujar Bella yang sedang menggoda Tania ketika menerima BBM dari Justin.
“haha ya dooong siapa yang ngga happy di BBM sama pacarnya, Justin mempercepat kedatangannya”
“serius? Asik lah ngga galau lagi deh cyiin..” sahut Dira.
“hey kapan ya gue galau? Since Justin came, everything seems beautiful” ujar Tania.
“anyway urusan lo sama Bayu sudah selesai kah?” tanya Andra.
“Alhamdulillah ya sudah selesai jadi gue ngga meeting lagi deh sama dia, yes yes!!” jawab Tania bersemangat.
Tania, Andra, Bella dan Dira masih sama seperti dulu. Masih bersahabat, masih sering menghabiskan weekend bersama tentunya setiap Jumat malam mereka selalu dinner bersama. Membicarakan masalah yang mereka hadapi saat itu. Friends are everything.
Smartphonenya Tania berdering lagi, kali ini bukan dari Justin tetapi dari Bayu.
Bayu Pradika
Hai tan J
“Bayu BBM gue nih..” ujar Tania merubah suasana yang tadinya penuh gelak tawa menjadi acara diam seribu bahasa, tidak ada komentar yang keluar dari mulut teman-temannya selama beberapa detik.
“Itu orang hobinya masih belum berubah yaa, ngegodain cewek terus” ujar Andra yang sangat tidak menyukai keberadaan Bayu dihidup Tania lagi.
“read aja, ngga usah dibales, nanti dia GE-ER, ngga penting juga kan” ujar Dira.
Tania menghembuskan nafas dan meletakkan kembali blackberry-nya. Melanjutkan santap makan malamnya yang belum habis dan menggosip lagi.
27 Mei 2011
“Taniaaa..” seru Bagas
“ya Gas, ada apa?”
“besok malam jangan lupa nonbar ya sama anak-anak..” Bagas mengingatkan bahwa besok malam ada nonbar final liga champions antara klub kesayangannya Tania sejak SMA, Manchester United melawan Barcelona.
“siap! jemput gue ya  Gas, kan rumah kita deketan haha please banget” ujar Tania.
“bisa diatur nona cantik, gue jemput lo jam 11 oke? Selesai gue ngedate sama Sheila” Bagas memenuhi permintaan Tania. Kebetulan Tania dan Bagas menyukai klub yang sama.
“bilang Sheila jangan jealous gitu sama gue hahaha” ujar Tania.
“slow saja nona, semua bisa diatur.” Ujar Bagas sambil mengedipkan matanya sebelah kanan dan berlalu menyusuri lorong kantor. Suasana dikantor pun sudah panas, sudah terjadi keributan kecil diantara fans MU dan Barcelona.
Dan ini sudah 3 minggu Tania tidak berhubungan dengan Bayu, walaupun Bayu sering menghubunginya lewat BBM tapi Tania hanya mengacuhkannya, baginya kesalahan besar apabila menjawab semua BBMnya Bayu karena itu seperti membawa Tania kembali ke luka lama itu yang sudah lama dipendamnya.
Tania memandangi meja kerjanya,disamping komputernya ada foto nya bersama Justin yang diambil dua bulan lalu dan disebelah fotonya dengan Justin itu ada kalender yang terpampang menunjukkan bulan Mei.
“eh tanggal 27 ya? Besok 28 dong..” ujar Tania dalam hati.
28 Mei itu ulang tahunnya Bayu. Tania termenung lagi.
Jakarta, April 2006
“uangnya sudah terkumpul seratus tiga puluh ribu nih, masih kurang buat beli kue sama action figurenya naruto.” Ujar Tania didepan tiga sahabatnya, saat itu Tania sedang mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk pacarnya tersayang, Bayu.
“yaelah Bayu, ganteng sih demennya naruto. Capek deh.” Ledek Andra.
“masih ada sebulan lebih lagi Tan buat nabung. Semangatlah hahaha” ujar Dira menyemangati sahabatnya.
“eh kok Bayu jadi jarang bales sms gue ya? Ketemu dikantin juga ngga mau diajak ngobrol lama-lama.” Ujar Tania gelisah akan perubahan sikap pacarnya.
“tunggu, kegundahan lo sudah terjawab nih Tan, jangan nangis ya sayang..” ujar Bella seraya menunjukkan apa yang dilihatnya di laman friendster miliknya. Lalu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“ini friendsternya Lulu, temen SD gue, baca statusnya Lulu deh..” ujar Bella.
“Bayu is so funny. I love you so..”
Tania luluh lantak seketika, hatinya hancur bagai dilindas truk kontainer yang mempunyai 16 roda besar, air matanya jatuh dipipinya, mengalir deras, terisak-isak. Andra, Bella dan Dira hanya bisa menenangi dirinya.
“Ba..yu.. jahat banget sama gue.. huhuhu hiks hiks..” Tania menangis.
“sabar Tania sayang, besok gue ngomong deh sama Bayu mau tanya sebenanrnya ada apa sama Lulu” ujar Bella.
Tania masih belum sanggup berkata apa-apa lagi, dadanya masih sesak ketika mengetahui apa penyebab berbedanya sikap Bayu kepada dirinya akhir-akhir ini.
............
“Bayu! Aku mau bicara sama kamu! Jangan pergi dulu dong..” ujar Tania ketus kepada Bayu dipelataran parkiran motor sekolahnya. Bayu mendiamkan Tania yang mencoba untuk mencegahnya keluar dari parkiran.
“Bayuuu!”
“kamu mau apalagi sih Tan?” hardik Bayu.
Nyali Tania sudah ciut sebenarnya, Bayu memang merupakan sosok yang temperamental sekali, dia sering memarahi Tania untuk alasan sepele.
“siapa itu Lulu? Kamu selingkuh? Kamu jahat Bay! Aku salah apalagi?” Tania tak kuasa menahan air matanya.
“hei Tania, sadar dong kamu! Memang kita pacaran? Ngga kan? Kita Cuma teman! TEMAN!! NGGA LEBIH!” gertak Bayu dengan nada meninggi.
“jadi aku cuma dianggap teman sama kamu? Kamu gila Bay!! Selama ini aku sayang sama kamu tapi kamu cuma anggap aku teman? Kamu bilang kamu sayang sama aku Bay..” ujar Tania terisak. Kejadian ini sempat disaksikan beberapa siswa yang sedang mengambil motornya diparkiran.
“heh kan kamu sendiri yang minta kita berteman saja, kenapa sekarang marah?” Bayu masih berbicara dengan nada tinggi.
“tapi buat apa kamu ngomong kalau kamu cuma sayang aku dan aku cuma buat kamu Bay, kamu bilang kamu cuma sayang sama aku tapi kamu begitu, aku kira kamu serius Bay, ternyata masih sama seperti kemarin, kamu bohong lagi.” Tania sedang memperjuangkan nasib hatinya yang sudah hancur.
“terserah kamu Tan, aku mau pulang.” Ujar Bayu menyudahi pertengkaran itu dan pergi. Sementara Tania masih menangis, dia tidak terima dengan apa yang baru terjadi.
Perlu diklarifikasi disini, keadaan Bayu dan Tania memang tidak sedang berpacaran, lebih tepatnya mereka itu berteman tapi mesra-sekali. Semua teman mereka menganggap kalau mereka berpacaran tetapi sebenarnya tidak, hanya mereka berdua yang tahu sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka, semua itu baru terungkap ketika masalah ini mencuat.
“Taniaa!”
“Taniaaa...” Bagas membuyarkan lamunan Tania.
“ya Gas, sorry nih aduh..” Tania tersadar.
“heran ya akhir-akhir ini lo tuh sering melamun, ada apa sih? Lagi konflik sama Justin?” tanya Bagas yang heran melihat sahabatnya menjadi aneh.
“bukan soal Justin, tapi orang lain Gas..” jawab Tania pelan.
“pasti orang yang waktu itu kesini ya, yang suka jemput lo makan siang..” Bagas menerka-nerka siapa penyebab masalah Tania.
Tania menghembuskan nafas, “iya Gas, kliennya bos yang itu mantan gue waktu SMA, kita udah lost contact eh ngga  tau kenapa tiba-tiba ketemu gitu, bete banget deh!”
“what? Mantan lo? Jangan galau ya, lo udah punya Justin. Sekarang lo jalanin aja apa yang ada ngga usah ingat-ingat masa lalu cuma bikin kerjaan lo jadi terbengkalai” Bagas memberi saran kepada Tania.
“oke deh! Gue ngga melamun lagi, gue tendang tuh orang jauh-jauh.” Ujar Tania lalu bangkit dari kursinya dan tersenyum lebar kepada Bagas yang sedari tadi berdiri dibalik bilik meja kerjanya.
“nah gitu dong! GLORY GLORY MU!” seru Bagas.
“yoo GLORY GLORY MU!”
“mau balik bareng ngga? Gue anterin lo sampe Halte Busway Dukuh Atas” Bagas memang sahabat yang sangat baik, mereka sudah saling mengenal sejak sama-sama masuk pertama kali di kantor itu.
“boleh, gue beres-beres dulu ya..” ujar Tania.
“yaudah gue tunggu di lobby..”
..........