4 tahun kemudian
Waktu berlalu begitu sangat cepat, Tania masih memandangi batu nisan bertuliskan nama mendiang suaminya, Muhammad Justin Reeves. Ya, Sudah setahun Justin meninggalkan dunia ini, meninggalkan Tania dan Keanu sendiri. Tania masih tidak percaya bahwa suami yang begitu dicintainya pergi begitu saja, Justin meninggal karena penyakit kanker otak yang sebenarnya sudah lama ia derita, tetapi ia tidak pernah cerita sejujurnya kepada Tania karena tidak ingin membuat Tania khawatir dan takut akan kehilangan dirinya. Tania menitikkan air mata, diusapnya batu nisan itu sambil memanjatkan doa-doa untuk almarhum suaminya agar tenang di alam sana. Setahun terakhir yang begitu sulit bagi Tania, berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya membesarkan Keanu. Sudah enam bulan ini Tania tinggal di Indonesia lagi bersama kedua orang tuanya dan adik laki-lakinya. Sekarang Tania bekerja di perusahaan tempatnya bekerja dulu sebelum ia pindah ke Inggris.
Seminggu kemudian
Tania baru saja kembali dari London, sehabis berziarah ke makam suaminya dan bersilaturahmi dengan kedua orang tua Justin. Sepulangnya dari London ia kembali bekerja seperti biasa, semua sahabat-sahabat Tania semasa SMA dan kuliah sudah mengetahui keadaan Tania sekarang, mereka sangat bersimpati sekali terhadap dirinya, begitu pula dengan Bayu. Ya, Bayu memang belum menyerah untuk mendapatkan hati Tania kembali. Setelah Tania menikah, Bayu memang sempat menjalin hubungan dengan beberapa wanita tetapi semua itu tidak ada yang sampai pada suatu hubungan yang serius dan ketika Bayu mendengar bahwa Tania sudah menjanda sekarang menjadi pertanda bahwa seakan-akan kesempatan kedua itu benar adanya.
Sore itu Tania sedang belanja kebutuhan rumah tangga di supermarket yang berada di mall di kawasan Thamrin. Tania sedang terlihat kerepotan, di tangan kanannya ia membawa dua kantongan belanjaan dan dilengan kirinya ia mengalungkan tas kerjanya sambil memegang smartphone ditangan kirinya.
“ehem permisi..” ujar seorang laki-laki yang mengagetkan Tania yang sedang menunggu taksi di lobby mall.
“Bay? Bayu?” Tania terperangah, hampir saja kantong belanjanya terlepas dari genggaman kedua tangannya.
“selamat sore Tan, kebetulan banget ya kita bisa ketemu lagi. kamu mau pulang ya? Gimana kalau kita ngopi dulu sebentar..”
“maaf Bay, aku harus segera pulang..” ujar Tania yang gelisah karena antrian untuk taksinya masih lama dan ia ingin segera pergi karena tidak mau terjebak dengan Bayu.
“nanti kamu aku antar pulang, aku janji sebentar saja kita ngobrol” ujar Bayu yang terus membujuk Tania.
Tania mendengus, “oke kalo begitu..”
...........
Bayu mengajak ke kafe tempat mereka bertemu dulu, tempat terakhir mereka bertemu dulu, tempat Tania mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum resmi menjadi istri dari Justin Reeves. Setelah memesan kopi dan cemilannya, Tania masih termangu, ia tidak percaya kalau ia sedang bersama lelaki pujaan hatinya dulu.
“aku sudah tahu semuanya Tan, kamu ngga usah terlalu larut begitu lama, kamu harus move on..” Bayu memulai pembicaraan.
“itu ngga semudah yang kamu ucapkan Bay..” ujar Tania pelan sambil menuangkan gula mengaduk-aduk kopinya.
“kamu tahu, aku ngga pernah bisa tenang Tan setelah kamu pergi ke London kemarin, aku berkali-kali berhubungan dengan wanita lain untuk melupakan kamu, tapi aku ngga pernah bisa.” Ujar Bayu. Ia tidak mau kehilangan momen yang sangat langka ini.
Tania mendengus, “kamu mau merayu aku lagi?” tanya Tania dengan raut muka yang sedikit kesal.
“apa yang harus aku lakukan Tan supaya kamu percaya kalau aku benar-benar cinta dan sayang sama kamu?”
Tania terdiam, bola matanya berputar, ia menggigit bibirnya dan merasa gamang.
“Tan, jawab pertanyaan aku..”
“aku belum siap dengan semuanya Bay. Aku mau pulang saja.” Jawab Tania lalu membereskan tas dan kantong belanjanya.
“aku antar kamu pulang..” ujar Bayu lalu mengamit tangan kanannya Tania dan membawa kantong belanjanya Tania.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah tidak ada percakapan antara Bayu dan Tania, Tania sibuk memainkan smartphonenya dan Bayu sibuk konsentrasi mengamati jalan ibukota yang selalu macet setiap harinya apalagi di jam pulang kerja. 40 menit kemudian, Tania sudah sampai didepan rumahnya, Bayu memakirkan mobilnya didepan gerbang rumahnya Tania. Tania menoleh dan mengucapkan terima kasih karena telah mengantarkannya pulang.
“kamu ngga usah sungkan buat ngehubungin aku, kalo kamu butuh sesuatu telpon saja aku..” ujar Bayu yang memperhatikan wajah Tania dengan seksama.
“thanks Bay, ngga usah repot-repot begitu. Aku permisi ya.” Ujar Tania lalu keluar dari mobilnya Bayu.
Tania segera membuka pintu gerbang rumahnya, ketika mobilnya sudah berlalu, Tania masih memperhatikannya dengan seksama, Tania tersenyum akan apa yang terjadi padanya saat itu, ia merasakan sesuatu yang berbeda dari kehadiran Bayu tadi, entah menagapa Tania merasa nyaman sebenarnya berada didekat Bayu, tapi Tania tidak mau gegabah dengan perasaannya, mungkin saja Bayu masih ingin mempermainkannya, Tania tersadar dari lamunannya dan buru-buru masuk kedalam rumah.
............
Tiga bulan kemudian
“Nu, i miss your Papa..” ujar Tania kepada anaknya, Keanu. Pagi itu Tania seperti biasa sedang memandikan Keanu. Sambil mengguyurkan air dan menyabuni tubuh Keanu yang tipis dan sensitif itu Tania mengajak Keanu bercerita.
“Nu, you must be miss your Papa too right? Nu, how about if Mommy have a new boyfriend? But i still love your Papa, Nu..” Tania bertanya kepada Keanu seakan-akan Keanu sudah mengerti apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini. Kedekatannya kembali dengan Bayu membuat Tania sedikit bersemangat dalam menjalani hidupnya, Tania memang tidak akan menikah dengan Bayu dalam waktu dekat tapi setidaknya hubungan itu pasti akan menjadi lebih serius nantinya, di usianya yang hampir mencapai kepala tiga, tidak mungkin bagi Tania apalagi Bayu masih bermain-main dengan hubungan mereka.
Setelah memandikan dan memakaikan Keanu baju, Tania segera menyuapi anaknya sarapan pagi, begitu rutinitas Tania setiap paginya sebelum berangkat kerja, kebetulan hari ini Tania dijemput Bayu jadi ia tidak perlu berangkat pagi-pagi agar tidak ketinggalan bus.
“tiin..tiin..” terdengar klakson mobilnya Bayu dari luar rumah orang tuanya Tania.
“Mam, aku jalan dulu” ujar Tania pada ibunya. “bye bye Nu, see you this evening..” ujar Tania kemudian melambaikan tangan kepada anaknya.
Tania melangkah keluar rumahnya dengan senyum yang sumringah, dihampirinya mobil Mazda Range Rover berwarna hitam keluaran terbaru itu, Bayu sudah menunggu disamping pintu mobilnya, Tania menolehkan senyumnya dan Bayu membalas senyumannya Tania lalu membukakan pintu untuknya.
“you look so stunning this morning..” ujar Bayu memuji wanita yang sangat dicintainya itu.
“thank you but it’s too early to flirting me hehe..” ujar Tania. Lalu keduanya memakai safety belt dan Bayu pun memacu mobilnya, mengantarkan Tania ke kantornya, kebiasaan yang sudah terjadi di sebulan terakhir ini.
.............
Siang ini Tania sedang makan siang bersama dengan Dira yang kebetulan kantor mereka berdekatan. Mereka makan siang di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Thamrin.
“gimana sekarang sama Bayu? Lancar?” tanya Dira sambil memotong steak daging favoritnya.
“jalan tol kali lancar, ya begitu deh Dir, kayaknya Bayu serius deh dan gue juga udah ketemu sama bokap dan nyokapnya lagi..” jawab Tania yang sedang asyik menyantap pasta nya.
“what! Terus mereka merestui kalian? Mereka tahu kalo lo...” Dira tidak sanggup meneruskan kalimatnya.
“janda?” Tania melengkapi maksud dari kalimat yang ingin diutarakan Dira.
Dira mengangguk sambil mengunyah steaknya.
“mereka menanggapinya positif, karena mungkin gue menjanda karena takdir yang ngga bisa dihindari bukan sesuatu yang diinginkan oleh gue sendiri.” Ujar Tania sambil menyeruput strawberry juicenya.
“baguslah kalo mereka menanggapi positif, sekarang gimana lo dan Bayu yang menjalaninya, kalo dia serius lo lanjutin mungkin dia emang jodoh lo tapi kalo dia cuma mempermainkan lo sekali lagi, tinggalkan dia!” ujar Dira.
Dira, Andra dan Bella sebenarnya menyayangkan keputusan Tania untuk menjalani hubungan kembali dengan Bayu, tetapi semuanya sudah terjadi dan diluar kendali, mungkin kali ini Bayu memang berniat serius untuk suatu hari nanti menikah dengan Tania.
.........
“aku ngga peduli Tan status kamu apa, forsake of God! Aku ngga pernah sebahagia ini, berada disamping kamu,sekali lagi buat mewujudkan semuanya yang telah aku impikan selama ini..” ujar Bayu menggebu disela-sela makan malam mereka dan menggenggam tangan kiri Tania.
Tak terasa hubungan itu sudah enam bulan terjalin kembali, sudah segala cara dilakukan Bayu agar hati Tania benar-benar takluk kepadanya, agar Tania mau menerima lamarannya suatu hari nanti. Tania menghela nafas, Tania teringat akan peristiwa beberapa tahun silam, ketika itu memang Tania dan Bayu sudah lost contact, tanpa disangka Bayu menelepon Tania di sore yang mendung itu, Tania masih ingat dengan jelas sekali bagaimana kejadiannya.
+62898xxxxxxx calling
Tania mengacuhkan saja ponselnya yang berdering, dilihatnya layar ponselnya itu, sekali ia melihat ke layar ponselnya ia tidak mengenali nomer itu, sejurus kemudian dia tersentak, diperhatikannya urutan nomer yang tertera di layar ponselnya.
“Bayu?” ujarnya dalam hati. Lalu Tania mengangkat telpon dari Bayu.
“halo..” ujar Tania.
“halo..Tania?” ujar Bayu sedikit gugup karena sudah lama sekali tidak mendengar suara Tania.
“ada apa ya Bay? Tumben banget telepon aku”
“aku kangen sama kamu Tan, udah lama ya kita ngga ngobrol”
“emang kamu masih peduli sama aku?”
“heem maaf deh kalo udah ganggu ya”
“ngga ganggu kok Bay,kalo ganggu aku ngga akan angkat teleponnya, tapi beneran aneh aja kamu telepon aku.”
“kita bisa ketemu ngga hari minggu?”
Tania melengos, memejamkan matanya sesaat, membayangkan wajah Bayu, wajah lelaki yang sudah lama tak ia lihat, seperti apa rupanya sekarang? Apakah ia masih mengenakan kacamata nya yang semakin membuatnya terlihat cool? Apakah rambutnya masih di-mohawk? Dan masih banyak apakah yang lainnya berlalu lalang dipikiran Tania saat itu.
“halo Tan?” ujar Bayu diseberang telepon yang menyadarkan Tania dari lamunannya.
“iya maaf, bisa kok. Kita ketemu dimana?”
“aku jemput kamu dirumah,oke?”
“oke Bay hari minggu yaa..”
“oke, see you on Sunday babe!” klik. Lalu Bayu menutup teleponnya.
Seketika Tania merebahkan dirinya di tempat tidur, ia tak habis pikir akan apa yang terjadi pada dirinya saat itu. Apa yang menyebabkan Bayu menghubunginya secara tiba-tiba padahal mereka sudah hampir dua tahun tidak berkomunikasi intensif bahkan telepon tadi adalah telepon pertama setelah setahun mereka tidak saling menghubungi. Hari minggu yang dijanjikan Bayu pun datang, tapi Bayu yang ditunggu tak kunjung datang, berkali-kali Tania mencoba menghubungi nomer ponselnya Bayu tetapi tidak diangkat bahkan sempat mail box. Tania tercekat, seolah ada sebuah bola baseball yang tersangkut di kerongkongannya, ia susah bernapas, dadanya sesak ketika ia menyadari apa yang terjadi pada saat itu. “oh mungkin Bayu salah menelepon wanita sore itu, mungkin telepon itu dimaksudkan untuk wanita yang lain bukan untuk dirinya.” Pikirnya dalam hati. Perlahan air mata pun membasahi kedua pipinya. Sejak saat itu Tania berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas dendam kepada Bayu suatu hari nanti.
............
“Tan? Taniaaa...” ujar Bayu mengguncangkan tangan kirinya Tania.
Tania tersadar dari lamunannya dan tersenyum kepada Bayu.
“kamu kenapa sih? Kamu ngga dengerin aku ngomong ya?” tanya Bayu lagi.
“heem aku dengerin kok, terima kasih buat semuanya ya Bay, aku ngga pernah terpikir kalo semuanya akan jadi begini, yang aku rencanakan dulu aku balas dendam sama kamu supaya kamu jera tapi ternyata kita dipersatukan lagi..” jawab Tania.
“kamu tau ngga yang, itu namanya kita jodoh..” ujar Bayu centil.
“emang aku mau nikah sama kamu? Ih pede bangeeet” ujar Tania.
“jadi kamu...” ujar Bayu terbata
Tania tertawa kecil sementara Bayu masih memandanginya dengan tatapan bingung.
“ngga kok sayang, gimana kamunya aja meyakinkan aku” ujar Tania sambil memutar bola matanya dan memasang wajah sedikit genit untuk meledek Bayu yang sangat serius.
..............
6 bulan kemudian
Tania duduk di sofa berwarna merah maroon itu, ia merebahkan badannya, lelah sering menghampirinya, ya karena Tania dan Bayu sedang mempersiapkan segala kebutuhan untuk pesta pernikahan mereka yang akan diselenggarakan bulan depan yang bertepatan dengan tanggal ulang tahunnya Bayu ke 31. Kebetulan siang itu, Tania sedang berada dirumah Bayu untuk membicarakan segala tetek-bengek tentang pernikahan dengan calon mertuanya, ibunya Bayu. Ini memang bukan pernikahan pertamanya Tania tetapi ini pernikahan pertamanya Bayu yang pasti akan diadakan secara meriah karena kedua orang tua Bayu mempunyai banyak relasi dari kalangan pejabat, pebisnis, ekspatriat dan seabrek orang penting di negeri ini.
“kak Taniaaa...” Citra memanggil dari ruang makan
“hey, kamu ngga kerja?” tanya Tania kepada adik perempuan satu-satunya calon suaminya.
“ngga nih aku kurang sehat, gimana semuanya? Beres? Mama ngga ngerepotin kan? Pasti agak berlebihan deh si Mama maklum ya Kak, Kak Bayu itu kesayangannya Mama.” Ujar Citra sambil menyeruput orange juice.
“ngga kok, Kakak paham banget cuma buat akad nikahnya kok ribet ya..” ujar Tania sambil membuka-buka majalah yang berisikan artikel tentang pernikahan.
“gitu deh kalo pake adat palembang..” jawab Citra.
“eh iya Kak, aku mau ngomong nih tentang sesuatu..” ujar Citra dengan nada agak ragu.
“kenapa Cit? Ngomong aja..”
“makasih banget ya Kak udah mau jadi istrinya Kak Bayu, sebenarnya semenjak Kak Bayu putus sama Kak Tania dulu waktu lulus SMA kak Bayu ngerasa nyesel banget karena udah nyakitin dan ninggalin Kakak gitu aja, Kak Bayu berjanji sama dirinya sendiri kalo suatu hari nanti mau buktiin ke Kak Tania kalo dia sangat menyesal dan mau memperbaiki semuanya, Kak Bayu itu sayang banget sama Kakak. Sekian banyak wanita yang pernah bersama Kak Bayu ngga ada yang pernah berkesan.”
Tania mendengus dan menutup majalah yang sedang ia baca.
“jadi begitu yang sebenarnya Cit?” tanya Tania seolah tak percaya akan apa yang dikatakan Citra.
Citra tersenyum dan mengangguk menandakan semua cerita itu benar adanya.
“Kak Bayu ngga akan pernah maafin dirinya sebelum Kak Tania bisa memaafkan Kak Bayu..” lanjut Citra lagi.
“Cit, begitu aku terima lamaran Bayu secara pribadi kemarin disaat itu aku udah maafin dia dan terima dia sebagai teman hidup Kakak sampai nanti,Kakak berharap Bayu bisa menjadi suami yang baik buat Kakak dan ayah yang baik buat Keanu.” Ujar Tania dengan sedikit berlinang air mata kemudian Tania memeluk Citra dengan sangat erat.
“Kakak jangan sedih, Kakak harusnya bahagia sekarang..” ujar Citra menghibur calon kakak iparnya.
“aku bahagia sekarang, Cit, aku cuma ngga nyangka aja kalo akhirnya kayak begini, ini takdir ya..” ujar Tania.
“Taniaaa, perias pengantin kamu sudah datang, ayo kita pilih riasan buat kamu yang mana cocok nanti..” suara Ibu nya Bayu memecah keharuan yang sedang terjadi antara Tania dan Citra.
“iya Ma, sebentar..” ujar Tania lalu segera menghampiri calon ibu mertuanya di ruang tamu.
..........
Tania sedang terpaku dimejanya, begitu banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan, pandangan dan pikirannya hanya tertuju pada file-file yang berserakan dan laptopnya, deadline sudah mengejarnya. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka, muncul sesosok lelaki berbadan tegap, tinggi dan menyebarkan wangi semerbak dari parfum yang dikenakannya.
“hai sayang, kamu sibuk banget ya..” ujar Bayu memecah keheningan di ruangan kerja Tania.
“hai sayang, iya aku sibuk banget nih lagi menyelesaikan tugas dari Pak Ardi..”ujar Tania dengan tangannya yang masih sibuk mengetik.
Lalu Bayu menyerahkan beberapa lembar brosur kepada Tania. “apa ini?” tanya Tania. Lalu dilihatnya dengan seksama brosur yang diberikan Bayu.
“Hawaii? Maksud kamu?” tanya Tania lagi.
“kita akan honeymoon ke Hawaii sayang, aku udah izinin kamu sama Pak Ardi dan beliau ngasih kamu cuti dua minggu” jawab Bayu menjelaskan maksud kedatangannya.
Tania tercengang, ia tak percaya Bayu mempersiapkan ini semua.
“makasih ya sayang, aku ngga minta kita harus honeymoon ke luar negeri, Hawaii pula..” ujar Tania yang bangkit dari kursinya dan memeluk Bayu dengan erat.
“sama-sama sayang, yaudah kamu lanjutin kerja, aku balik ke kantor ya..” ujar Bayu lalu mencium kening Tania.
“iya sayang, hati-hati ya..”
........
Sore ini Tania pulang sendiri karena Bayu meneleponnya tidak bisa mengantarnya karena ada meeting mendadak dengan klien, begitu Tania membuka pintu gerbang rumahnnya, Tania kaget bukan kepalang melihat mobil Mazda CX-7 keluaran terbaru terparkir rapih di depan garasi rumahnya. Kemudian Tania berlari kecil masuk kedalam rumahnya.
“Ma, itu mobil siapa di luar?” tanya Tania.
“tadi Bayu yang mengirimnya kesini, buat kamu Tan, hadiah pernikahan kamu, Bayu baik banget ya..” jawab Ibunya Tania.
“Bayu? Ya ampun, aduh..” ujar Tania yang tak percaya dengan jawaban ibunya.
“yaudah aku mau telepon dia dulu..” lanjut Tania lagi.
Kemudian Tania masuk ke dalam kamarnya, segera ia mendial nomer ponselnya Bayu.
“halo sayang..” ujar Tania begitu Bayu mengangkat teleponnya.
“halo sayang, kamu udah sampai rumah?” tanya Bayu.
“udah, eh kamu apa-apaan sih? Pake beliin aku mobil baru, itu mahal Bay, balikin ke dealer aja deh..” ujar Tania.
“sayang, aku emang udah niat mau beliin kamu mobil, terima ya, please..”
“yaudah deh, makasih banget ya sayang, aku ngga tau harus ngomong apa, aku speechlees. Honeymoon ke Hawaii dan mobil baru.”
“hehehe sama-sama sayang, buat saat ini sampai selamanya, aku cuma mau buat kamu happy..”
“it’s more than i expected, it’s just too much,darl..”
“it’s ok babe! Alright, i’m on meeting, talk to you later,i love you!” ujar Bayu
“i love you too!” ujar Tania mengakhiri pembicaraan di telepon itu.
...........
Ibunya Tania menghampiri Tania yang sedang merapihkan baju yang dikenakannya untuk akad nikahnya.
“Taniaa..” ucap Ibunya yang berjalan mendekatinya yang sedang bercermin di kaca.
“ya Ma, ada apa?”
“selamat ya sayang, Mama senang banget akhirnya kamu bisa bahagia lagi, dibalik semua kepedihan yang Allah berikan ternyata kamu diberkahi begitu banyak kebahagiaan.” Ujar Ibunya yang perlahan menitikkan air mata dan memeluk Tania dengan erat.
“Mamaa, jangan nangis. Sekarang Tania paham dengan semua yang terjadi selama ini, makasih ya Ma udah support Tania selama ini..”
“sam-sama sayang, oke kamu siap-siap sekarang ya..” ujar Ibunya.
“iya Ma..”
Akad nikah antara Bayu dan Tania pun berjalan dengan hikmat dan khusuk, dengan serangkaian adat palembang yang digunakan membuat acara semakin meriah.
“we’re finally here, darl..” bisik Bayu kepada Tania yang bersanding disampingnya.
“yes! Finally and i love you so much!” balas Tania dan menolehkan senyum kepada lelaki yang berada disampingnya, lelaki yang dulu menyakitinya kini justru menjadi suaminya.
.................
No comments:
Post a Comment