28 Mei 2011
Hari ini hari sabtu, hari dimana biasanya Tania selalu bangun siang dan bermalas-malasan karena keletihan sehabis bekerja full-time dari Senin sampai Jumat, sewaktu Justin masih tinggal di Jakarta, setiap Sabtu sore mereka berdua selalu pergi keluar bersama sekedar makan malam bersama atau menonton film di bioskop atau pergi ke tempat bermain bowling, begitulah mereka biasa menghabiskan waktu bersama berdua atau dengan beberapa teman dekat mereka.
Nanti malam sekitar jam 11 Bagas akan menjemput Tania untuk nonton bareng final liga champions di sebuah cafe di kawasan Kemang, kebetulan rumah mereka berdekatan.
Justin Reeves
Good morning baby.. :*
How r u there?
Tania Irawan
Good morning baby! Youre still awake?
It’s 3am there rite?
I’m very fine baby :*
Justin Reeves
I only can sleep if i already hear my darl’s voice
I sent you vn
Ya begitulah Tania dan Justin, setiap pagi mereka selalu chatting ria untuk saling men-support agar hari yang mereka jalani berjalan dengan lancar, bukankah itu suatu kebiasaan yang sangat wajar diantara dua orang yang sedang berpacaran.
Tania lupa kalau hari ini ulang tahunnya Bayu, sedangkan Bayu menunggu apakah Tania akan mengucapkan selamat ulang tahun atau tidak, kalau ya, apakah Tania akan menelepon atau mengiriminya voice note atau hanya mengirimnya ucapan “happy birthday” lewat BBM. Bayu tidak tahu kalau Tania sedang berpacaran dengan Justin, yang Bayu tahu Tania tidak dekat dengan lelaki manapun.
Sampai tanggal 28 Mei 2011 berakhir pun Tania belum juga mengucapkan “happy birthday” kepada Bayu, Bayu masih menunggu sampai di hari minggu paginya Bayu memberanikan diri untuk menelepon Tania.
Smartphone Tania berdering
Tania tak bergeming, ia masih terlelap dalam tidurnya, jam menunjukkan pukul 9 lewat 17 menit.
You have 3 miscalls.
Tania kaget melihat panggilan tak terjawab dari Bayu sebanyak tiga kali, Tania menelepon balik Bayu.
“halo Bay.. ada apa? Aku baru bangun nih..” Tania melihat jam dinding dikamarnya sudah pukul 11 lewat 35 menit.
“semalem nonbar ya?” tanya Bayu.
“iya Bay aku baru pulang jam 5 nih makanya masih ngantuk banget, ada apa sih?” ujar Tania heran.
“kemarin aku ulang tahun ke 24 dan kamu lupa” ujar Bayu
“ah.. uhm.. maaf Bay aku bener-bener lupa karena aku udah lama ngga ngucapin, happy birthday ya Bay, may Allah always bless you..”
“thanks Tan, kamu mau ngga nanti sore kita makan bareng?” Bayu ingin sekali bertemu dengan Tania, Bayu rindu sekali dengan Tania, sudah sebulan ini mereka tidak bertemu, BBM pun hanya singkat, bukannya Tania ingin mengacuhkan dan tidak menghargai, Tania hanya ingin membagi rasa cinta dihatinya hanya untuk Justin bukan untuk lelaki brengsek yang pernah menyakitinya dulu.
“lihat nanti sore ya Bay kalau aku mood aku BBM kamu, eh aku tidur dulu yaa..” Tania mengakhiri pembicaraan siang itu.
Tania termenung lagi mengingat kejadian 5 tahun lalu, disaat ulang tahun Bayu yang ke 19.
28 Mei 2006
Malam itu sengaja Tania bergadang, menunggu tepat jam 12 malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bayu, lelaki yang masih disayanginnya saat itu, ketika jam menunjukkan jam 12 malam Tania mencoba menelepon Bayu, panggilan pertama tidak dijawab. Tania menelepon lagi dan masih tidak dijawab juga, Tania mencoba sampai lima kali tapi tidak dijawab juga oleh Bayu. Tania sedih karena tidak menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon.
Pagi harinya Tania mencoba lagi, lima kali Tania mencoba menelepon Bayu masih tidak dijawab juga. Tania putus asa. Tania bingung apa yang terjadi dengan Bayu, padahal dua minggu lalu mereka sudah berbaikan dan semenjak Bayu putus dengan Lulu, Bayu mendekati Tania lagi.
Siang harinya Tania mengirim pesan singkat kepada Bayu, mengucapkan selamat ulang tahun.
To : Bayu J
Selamat ulang tahun Bayu, semoga panjang umur, sehat selalu, sukses kuliahnya nanti, semakin menjadi orang yang lebih baik dan semoga selalu dalam lindungan Allah.
Aku telepon kamu dari semalam kok ngga diangkat sih..
Tidak lama kemudian Bayu membalas
From : Bayu J
Terima kasih jelek buat ucapan dan doanya, iya aku semalem abis dikerjain sama bocah2 nih jadi ngga bisa terima telepon.
Tania tidak sanggup untuk membalas pesan dari Bayu, terlalu menyakitkan kalau mengingat kejadian bulan lalu. Semuanya telah dipersiapkan oleh Tania, tapi apa? Takdir berkata lain. Jadi Tania hanya bisa pasrah dan sabar. Seharusnya hari itu menjadi hari yang sangat spesial bagi Bayu dan Tania tapi ternyata Bayu tidak pernah mengindahkan semua rencana baik Tania.
............
Juni 2006
Sudah sebulan lebih Tania tidak pernah bertemu lagi dengan Bayu, mereka hanya berkirim sms setiap harinya terkadang malah Bayu tidak membalas sms Tania, tapi terkadang saat mereka sms-an Bayu bisa sedemikian mesranya terhadap Tania, mungkin itu hanya untuk menyenangkan hati Tania agar tidak terkesan jahat, sesungguhnya Bayu tidak pernah menanggapi serius dengan hubungan mereka berdua saat Tania, sedangkan Tania berpikir “oh mungkin Bayu menyadari kesalahannya dan ingin memperbaikinya.” Stupid Tania!
Juli 2006
Dua bulan tidak bertemu Bayu sungguh menyiksa Tania, Tania sangat rindu kepada lelaki yang sangat disayanginya itu, tapi Bayu mungkin tidak merindukannya karena setiap kali Tania mengajak Bayu untuk bertemu selalu saja ada alasan Bayu untuk menolak ajakan Tania. Sampai akhirnya pada suatu siang Tania bertemu dengan Bayu di depan gerbang sekolah dan pertemuan itu hanya berlangsung selama sepuluh menit.
“Bayuuu...” sapa Tania dari kejauhan. Tania berjalan mendekati sosok lelaki yang begitu disayanginya sambil membawa oleh-oleh yang dia bawa dari Bandung dua hari lalu.
“Taniaaa...” Bayu menyapa Tania dan menebar senyumnya yang masih menawan itu.
“ah aku kangen banget sama kamu Bay..” ujar Tania dan mereka berpelukan.
“aku juga Tan..” sambut Bayu.
“ini oleh-olehnya, aku bawain brownis, rasa keju. Kamu suka rasa keju kan?” ujar Tania.
Lalu mereka bercengkrama sebentar, karena Bayu datang ke sekolah bersama Resha. Bayu menyempatkan diri bertemu Tania karena sedang mengurus pendaftaran kuliahnya. Kebetulan lokasi kampus dimana Bayu akan kuliah berdekatan dengan SMA mereka. Pertemuan itu terlalu singkat untuk Tania. Hanya sepuluh menit tapi bagi Tania, sudah melihat senyum Bayu secara langsung pun sudah membuatnya bahagia.
Malam harinya Tania menunggu kabar dari Bayu, mengapa Bayu belum juga menelepon dirinya. Sampai akhirnya Tania memutuskan untuk menelepon Bayu.
“halo Bay.. kok kamu ngga sms aku?” ujar Tania.
“oh maaf tadi sibuk banget Tan..”
“gimana brownisnya? Enak ngga?”
“enak kok, aku makan berdua sama mama tadi.”
“kamu kenapa sih Bay? Kok nada kamu kayak ngga suka aku telepon..”
“ngga kok, aku biasa aja.” Dan pertengkaran hebat itupun dimulai.
Tania mengungkapkan semua keluh kesah dihatinya, semua perasaan yang ia rasakan saat itu terhadap Bayu.
“aku sayang banget sama kamu Bay.. tapi kenapa kamu begini?”
“aku udah pernah bilang kan kalau aku ngga bisa sama kamu Tan, aku begitu kemarin karena aku cuma ingin buat kamu senang..”
“tapi ngga begini caranya Bay, kenapa kamu ngga jujur sama aku? Kamu jahat!! Kamu jahat banget Bay!”
“terserah kamu Tan, kamu mau bilang aku jahat, aku brengsek, aku bajingan, buat aku ngga masalah..” Bayu lepas tangan akan penderitaan yang dirasakan Tania.
“dasar brengsek!!” ujar Tania mengakhiri pembicaraan lewat handphone itu. Tania menangis sejadi-jadinya dikamar tanpa diketahui oleh orang tua dan adiknya. Tania tidak mengerti kenapa semuanya jadi begini, Tania tidak mengerti kalau selama ini semua yang dikatakan Bayu itu adalah palsu. Setega itu Bayu melakukan kepada Tania.
Seminggu kemudian mereka bertemu lagi, dengan durasi pertemuan yang sangat singkat juga, hanya sepuluh menit dan saat itupun Bayu bisa menemui Tania karena ada urusan di kampusnya, kali ini Bayu datang bersama Teddy.
“Bayuuu...” sapa Tania yang hampir 10 menit menunggu Bayu di pos satpam sekolah mereka.
“kamu mau kasih aku apaan sih?” tanya Bayu heran.
“ini loh papercraft garfield..” jawab Tania sambil mengeluarkan barang yang dimaksud dari dalam tasnya.
“eh lucu banget garfieldnya! thanks ya jelek..” ujar Bayu sambil merangkul Tania.
“kamu tahu aja deh, aku tuh lagi nyari kemana-mana nih papercraft.” Lanjut Bayu.
“aku gitu looh..” ujar Tania tersipu.
“eh kita makan siang dulu yuk sebentar..” ajak Tania.
“yah maaf banget Tan, aku ada urusan lagi sama Teddy, aku ngga bawa motor, tadi aja aku dijemput Teddy dirumah..” Bayu menolak ajakan Tania.
“yah aku cuma mau makan bareng aja Bay, udah lama sekali kan kita ngga...” belum selesai Tania berbicara, Bayu sudah memotong ucapannya.
“iya aku juga mau, tapi aku masih ada urusan, lain kali oke? Sekalian nonton deh,gimana?”
“yaudah kalau kamu ngga mau..” Tania pasrah. Tania menatap mata Bayu sangat dalam, mungkin untuk terakhir kalinya. Mungkin setelah pertemuan siang itu tidak akan ada pertemuan lagi.
Selesai mereka bercengkrama, Bayu pamit pergi. Tania melihat wajah Bayu sebelum memakai helm untuk terakhir kalinya. Bayu melambaikan tangan dan Tania pun membalasnnya, tapi Tania masih terdiam memandangi motornya Teddy sampai hilang dikejauhan sana. Tania menahan air matanya. Begitu sampai dirumah, tangis Tania pecah lagi. Ia masih tak percaya akan kejadian seminggu lalu dan tadi siang, ketika ia bertemu dengan lelaki yang masih disayanginya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
.........
Seketika Tania tersadar dari lamunannya dan menyadari dirinya menangis karena mengingat kejadian kelam lima tahun itu.
Justin Reeves
Good afternoon darl :*
What r u doin now? I miss you so much!!
Tania
Good morning baby! :*
I’m sad! MU just lost! I cant believe it :’(
Blackberry Messenger dari Justin seakan sebagai penyejuk hatinya Tania yang sedang gamang. Mengapa Bayu menunjukkan rupanya lagi? Setelah sekian lama mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah saling mengabari. Sesaat Tania merasa bersalah kepada Justin atas apa yang dilakukannya selama ini dikala Justin sedang berada di London. Tetapi, Tania merasa bodoh sekali apabila tidak melakukan sesuatu terhadap Bayu dikesempatan yang langka dan mungkin tidak akan terulang lagi, kesempatan untuk membalas apa yang dulu pernah dirasakannya.
“halo Bay..”
“halo Tan, gimana nanti sore jadi?”
“jadi Bay, kita makan dimana?”
“di Senayan City , aku tunggu di Sushi Tei jam 5 sore oke?”
“oke..”
Tania bergegas mandi, memilah-milah baju mana yang akan ia kenakan pada saat makan malam nanti. Sebenarnya ini bukan pertama kali mereka makan malam bersama lagi, tetapi momennya kali ini lebih spesial, merayakan ulang tahunnya Bayu yang ke 24. Ketika Tania sedang merias wajahnya ia teringat akan peristiwa sehari tepat sebelum hari ulang tahunnya yang ke18, 6 bulan pasca perpisahannya dengan Bayu, mereka memutuskan untuk bertemu.
5 Desember 2006
“halo jelek! Ih aku kangen banget sama kamu!” ujar Bayu lalu merangkul Tania dengan mesranya. Siang itu mereka bertemu disebuah Mall dekat SMA dulu mereka bersekolah.
“halo Bay, aku juga kangen sama kamu..” ujar Tania dan menyambut rangkulan Bayu. Sudah lama ia tidak merasakan rangkulan dan dekapan Bayu yang membawa kedamaian dan kehangatan untuknya.
Mereka menonton film di bioskop, makan siang di restoran pizza favorit mereka dan menghabiskan waktu hingga malam hari, melakukan hal-hal yang sudah lama mereka tidak lakukan. Hari itu meninggalkan kesan tersendiri bagi Tania, hari yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
“thanks a lot for today, Bay..” ujar Tania begitu turun dari motornya Bayu.
“you’re welcome, jelek!” ujar Bayu dan kemudian mencium pipi Tania. Tania lalu tersipu. Bayu hanya memandanginya. Lalu Tania mencium pipinya Bayu. Mereka saling berpandangan lagi dan Tania tahu apa yang Bayu maksud, dan mereka berciuman mesra, satu hal terlarang yang seharusnya mereka tidak pernah lakukan lagi. Rintik hujan pun menyudahinya.
“Bay, gerimis..” ujar Tania dan melepas bibirnya dari bibir Bayu.
“eh maaf tadi aku ngga bermaksud..” ujar Bayu dan masih memandangi Tania.
“besok aku ulang tahun Bay. Kita harus ketemu lagi, untuk merayakan ulang tahun aku.” Ujar Tania.
“heem jangan besok, aku ada kuliah, bagaimana kalau lusa?”
“oke aku bisa! Jemput aku ya Bay..” ujar Tania dengan wajah sangat sumringah.
“sampai jumpa lusa, jelek! Sini aku peluk lagi..” ujar Bayu lalu memeluk Tania sangat erat. Itulah pelukan terakhir dari Bayu. Bayu tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi semenjak malam itu, hal itu membuat Tania sedih, Tania menyesal mengapa ia begitu bodoh mengaharapkan Bayu untuk bisa datang menjemputnya dan merayakan ulang tahun ke 18 nya. Dalam hatinya Tania berharap, semoga suatu hari nanti mereka bisa bertemu lagi ada satu hal yang ingin Tania katakan kepada Bayu. “Bay, you were my first love, my first kiss and my first hug.”
..........
Sampai pada akhirnya semua harapan Tania terwujud, malam ini Tania akan makan malam lagi dengan Bayu.
“Tania, you look so beautiful tonight” ujar Bayu memuji Tania, untuk saat ini Tania sudah tidak terpengaruh dengan semua bujuk rayu gombalan Bayu. Hati Tania sudah terpaut pada Justin, Tania melakukan semua ini semata-mata hanya untuk membalas semua rasa sakit hatinya di masa lalu.
“thanks Bay, you look so cool too..” ujar Tania memuji Bayu.
Malam itu mereka larut dalam suasana yang lebih intim. Walaupun mereka sudah beberapa kali makan bersama di restoran sebelumnya tapi itu semua dikarenakan pekerjaan mereka yang memaksa mereka.
Ketika diperjalanan pulang menuju rumahnya Tania mereka melewati sebuah rumah makan sederhana yang menjual Pempek, jam menunjukkan pukul setengah 9 tepat.
“Bay kita makan pempek dulu yuk..” ajak Tania seketika.
“heem boleh..” ujar Bayu menyanggupi permintaan Tania.
Mereka masuk ke rumah makan itu dan memesan pempek kesukaan mereka beserta es kacang merahnya. Tania masih hafal semua kegemaran Bayu, Bayu sangat tidak suka makanan pedas. Setelah mereka menyantap pempek, lalu Bayu mengantar Tania pulang.
“thanks a lot for today Bay, once again..”
“you’re welcome jelek!” ujar Bayu dan memandangi wajah Tania.
“hei kamu jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi..” sergah Tania.
“eh maaf aku ngga bermaksud..” maksud hati Bayu ingin mencium Tania lagi tetapi Tania menghindar dan buru-buru keluar dari mobil.
“sampai ketemu lagi Bay, kamu hati-hati dijalan yaa..” ujar Tania menyudahi pertemuan malam itu.
Tania ingin membuat kesan tak terlupakan di mata Bayu, karena lusa Justin akan datang ke Jakarta dan menetap di Jakarta selama sebulan dan jika tidak aral melintang, Tania akan berkunjung ke London selama seminggu setelah Justin kembali ke London lagi. Dan mungkin malam itu adalah terakhir kalinya Tania dan Bayu bertemu. Tania sudah memutuskan jalan yang terbaik untuk kehidupannya di masa depan, dia harus meninggalkan Bayu secepatnya sebelum semuanya berantakan.
..............
31 Mei 2011
Hari ini Justin akan tiba di Jakarta pukul 21.30 WIB, Tania sudah bersiap untuk menjemput pujaan hatinya itu di Bandara Soetta, Banten. Tania merasa senang sekali karena akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan orang yang sangat disayanginya saat ini.
Dan benar saja, Tania benar-benar mengacuhkan Bayu. Semua BBM dan sms Bayu tidak ada yang dibalas, kalaupun dibalas itu hanya seperlunya, semua telepon Bayu tidak pernah dijawab. Tania sedang berbahagia bersama Justin. Bukankah dulu Bayu pernah memperlakukan Tania seperti ini?
Semua berjalan lancar sebagaimana mestinya sampai hari dimana Justin harus kembali ke London dan Tania akan ikut ke London dan berada disana selama sepuluh hari, Justin ingin memperkenalkan Tania kepada seluruh keluarga besarnya di London. Niat Justin semakin serius dengan menyatakan bahwa ia siap menjadi muallaf di bulan Ramadhan tahun ini karena ia berniat untuk menikahi Tania. The sweetest thing ever gifted by God to Tania.
Sementara dengan Bayu, Bayu sibuk mencari dimana keberadaan Tania. Bayu semakin kehilangan kontak ketika kontak BBMnya di delete oleh Tania, ia semakin kehilangan jejak. Berkali-kali Bayu menghubungi Tania lewat telepon tapi tidak pernah dijawab, Bayu bingung sekali. Suatu kali ia mendatangi rumahnya Tania tapi yang ditemuinya bukan Tania ataupun kedua orang tuanyaTania melainkan pasangan muda yang baru saja menikah. Ya memang, sejak Terry, adik lelaki Tania diterima kuliah disebuah perguruan tinggi negeri di daerah Bandung, orang tua Tania memutuskan untuk menjual rumah yang cukup besar apabila hanya ditinggali berdua dan mereka pindah ke rumah baru yang letaknya cukup jauh dari rumah yang lama. Bayu tidak kehabisan akal, suatu hari ia mendatangi kantor dimana Tania bekerja, tapi resepsionis bilang bahwa Tania sudah resign dari kantor tersebut dan pindah ke kantor yang tidak boleh diketahui identitasnya. Tania benar-benar menghilang. Bayu pun menghubungi Dira, Bella dan Andra dan mereka bertiga sepakat untuk tidak memberi tahu dimana keberadaan Tania karena mereka tidak ingin Bayu merebut kebahagiaan Tania lagi.
Sampai pada akhirnya Justin telah resmi menjadi mualaf dan merubah namanya menjadi Muhammad Justin Reeves. Semua semakin indah saja bagi Tania, karena ia sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahannya dengan Justin, yang akan diselenggarakan di dua negara, Indonesia dan Inggris. Di Indonesia untuk semua keluarga, kerabat dan kolega Tania sedangkan di Inggris untuk semua keluarga, kerabat dan kolega Justin, pernikahan yang memakan banyak waktu dan uang tapi itu semua tidak menghilangkan niat baik mereka, pernikahan itu akan segera terwujud di penghujung tahun ini, 4 Desember 2011.
Sedangkan Bayu, masih terpaku pada Tania, ia bingung setengah mati harus kemana lagi mencari Tania di kota seluas Jakarta. Bayu terkadang mampir di cafe tempat mereka sering meeting dulu, Bayu berpikir mungkin Tania akan mampir sesekali,tapi kenyataannya Tania tidak pernah mampir ke cafe itu lagi. Bayu menghubungi semua koleganya yang kenal dengan Tania tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang mau jujur untuk memberi tahu dimana Tania tinggal dan bagaimana keadaan Tania saat ini.
“babe! It’s more than i expected..” ujar Tania kepada Justin disela-sela kesibukan mereka ketika photo session untuk kebutuhan photo pre-wedding mereka.
“for God sake, from the first time we met, i knew that you are who i’ve been looking for along my entire life, and see? Here we are now..” ujar Justin mesra.
“you’re the most precious thing i have right now!” sekali lagi Tania memuji lelaki yang sebulan lagi akan dinikahinya itu.
27 November 2011
“halo, selamat pagi..” ujar Tania memulai percakapan di telepon.
“halo, Tania? Ini Tania kan?” ujar Bayu. Ia terkejut dan segera tersadar dari tidurnya, meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sedang bermimpi.
“iya Bayu, ini aku Tania, kamu ada acara hari ini?”
“Tan! Kamu kemana saja? Aku mencari kamu tapi kamu hilang begitu saja tanpa jejak.” Ujar Bayu dan menumpahkan segala kegundahannya selama ini.
“aku mau datang ke apartemen kamu, kamu ada acara ngga siang ini?”
“ngga ada Tan, kamu datang saja, aku tunggu.” Ujar Bayu gembira.
“oke, see you!” ujar Tania dan mengakhiri pembicaraan ditelepon.
Siang harinya, Tania datang ke apartemen Bayu dengan ditemanii Justin. Tania ingin memberikan sebuha kejutan yang tidak pernah terpikirkan oleh Bayu sebelumnya.
“tok..tok..tok..” Tania mengetuk pintu kamar apartemennya Bayu. Begitu mendengar ada yang mengetuk pintu kamar apartemennya, Bayu segera berlari dan membukakan pintu dan ia shock atas apa yang dilihatnya.
“hai Bay..” ujar Tania dengan wajah yang begitu ceria.
“hai.. Tan.. siapa ini?” tanya Bayu. Ia terheran-heran, siapa laki-laki yang datang bersama Tania ini.
“he is Justin, my fiance. And we’d like to invite you to our wedding party next week” ujar Tania panjang lebar menjelaskan siapa yang berada disampingnya dan untuk apa dia datang ke apartemennya Bayu.
“hah? Are you kidding me?” tanya Bayu yang masih tidak percaya atas apa sedang terjadi saat itu.
“nope! We are getting married next week! Don’t forget to come” ujar Justin yang semakin membuat Bayu merasa seperti dikhianati.
“i can’t believe it” ujar Bayu pelan dan menggelengkan kepalanya.
“oke, i guess we have to go, cause we have many invited cards to be spread. See you Bay, bring your partner.” Ujar Tania dan pergi.
Bayu menutup pintu dan menangis. Bayu tidak percaya bahwa perempuan yang ia tunggu selama enam bulan ini malah mengkhianatinya dan menikah dengan pria lain.
29 November 2011
Bayu mengajak Tania untuk bertemu sebentar di cafe tempat biasa mereka meeting dulu. Bayu ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sedang mengganjal dihatinya.
Setelah hampir lima belas menit menunggu, Tania menampakkan batang hidungnya. Tania sebenarnya sedang sibuk menyiapkan untuk hari pernikahannya yang kurang dari seminggu lagi akan dilaksanakan.
“ada apa Bay?” tanya Tania kepada Bayu yang sedang asik menyeruput mocacinno nya.
“duduk dulu Tan..” ujar Bayu mempersilakan Tania duduk dihadapannya.
“aku ngga punya waktu banyak Bay..” ujar Tania yang sebenarnya sudah malas untuk bertemu Bayu.
“kenapa kamu melakukan ini semua padaku Tan?” ujar Bayu yang masih tidak percaya dengan keadaan saat ini. “kenapa kamu menikah dengan Justin? Aku tunggu kamu Tan, 6 bulan aku tunggu kamu, aku cari kamu kemana-mana, aku tanya orang-orang tapi kenapa semua orang seperti menyembunyikan sesuatu dan benar saja..”
“dulu aku tunggu kamu hampir 3 tahun Bay, aku mencoba hubungi kamu tapi kamu acuhkan aku seperti sampah, kamu ngga pernah datang lagi, jemput aku untuk merayakan ulang tahun aku yang ke delapan belas,sampai akhirnya aku bertemu Ferdi dan sekarang Justin.”
“jadi kamu balas dendam?” tanya Bayu lirih.
“aku tidak pernah berniat balas dendam, mungkin ini karma, karma dari Tuhan atas segala perbuatan kamu dimasa lalu. Kamu harus terima Bay..” jawab Tania.
“aku mau minta maaf Tan, aku ingin memperbaiki semuanya..” ujar Bayu yang hampir menangis, kali ini Bayu benar-benar merasa hancur.
“it’s too late Bay, i belong to him now.. semoga kamu bisa menemukan wanita yang lebih baik bersanding dengan kamu dibanding aku. Aku sudah bahagia Bay, kamu jangan ambil kebahagiaanku saat ini..” ujar Tania yang ingin menangis juga. Tania tidak pernah bermaksud untuk melancarkan balas dendam tapi mungkin ini fase hidup yang harus mereka lewati.
“oke, aku ikhlas kalau memang ini takdir kita,kita memang tercipta bukan untuk saling memiliki selamanya.” Ujar Bayu.
“i appreciate it! I have to go Bay, i have so much things to accomplished.” Ujar Tania dan meninggalkan Bayu sendiri di cafe itu. Cafe dimana delapan bulan lalu untuk pertama kalinya mereka bertemu setelah hampir 5 tahun berpisah.
Sekarang mereka hidup dengan jalannya masing-masing. Ini takdir hidup yang tidak akan pernah diketahui oleh siapapun. Tania hidup bahagia bersama Justin, laki-laki yang diidamkannya selama ini. Sedangkan Bayu masih trauma akan kejadian yang baru saja menimpanya, Bayu mencoba menenangkan hatinya dan akan berusaha untuk mencari pengganti Tania dan melanjutkan hidupnya yang masih panjang.
No comments:
Post a Comment